Dimuat di Majalah Bobo |
Misi Rahasia Peri Rury
Oleh: Agnes Dessyana
“Besok
aku akan melaksanakannya!” teriak Peri Rury di dalam kamarnya. “Ini pasti bisa
membuat dia kembali ceria.”
Peri Rury
kemudian menuliskan barang-barang yang diperlukan untuk memberikan kejutan bagi
kurcaci sahabatnya. Peri Rury sangat bersemangat untuk membuat sahabatnya itu
tidak murung lagi. Peri Rury tertidur sambil membayangkan senyum bahagia dari
sahabatnya itu.
Keesokan
paginya, Peri Rury bangun lebih pagi untuk menjalankan misi rahasianya.
Pertama-tama, Peri Rury menyelesaikan tugas utamanya, yaitu mengumpulkan
kelopak bunga untuk Peri Rumi, si peri penjahit.
“Oh, Peri Rury.
Kamu sudah datang pagi-pagi?”
“Iya, Peri
Rumi,” angguk Peri Rury. “Aku harus mengerjakan sesuatu nanti siang.”
“Mengerjakan
apa?” tanya Peri Rumi penasaran.
Peri Rumi
tertawa mendengar itu. Tapi, Peri Rumi mengizinkan Peri Rury untuk pulang lebih
cepat asalkan pekerjaannya sudah selesai.
Setelah tiga
jam, Peri Rury selesai mengumpulkan kelopak bunga dan pamit pulang pada Peri
Rumi. Peri Rury mengeluarkan selembar kertas dan mengecek tugasnya.
“Tugasku sudah
selesai. Berarti, sekarang saatnya membuat kejutan untuknya,” girang Peri Rury.
Untuk membuat
kejutan bagi sahabatnya itu, Peri Rury harus mengumpulkan beberapa benda
terlebih dahulu.
Peri Rury
bergegas terbang ke perpustakaan. Ia harus meminjam buku terlebih dahulu.
“Hai, Peri
Rury,” salam Kobi, kurcaci penjaga perpustakaan.
“Selamat siang
kurcaci Kobi,” balas Peri Rury.
Peri Rury lalu
berjalan mengelilingi rak buku untuk mencari buku yang diinginkannya. Setelah
mendapatkannya, Peri Rury membawa buku tersebut ke tempat kurcaci Kobi.
Kurcaci Kobi
agak kebingungan ketika melihat buku yang dipinjam Peri Rury. ”Tumben sekali
kamu meminjam buku seperti ini. Untuk apa buku ini?”
“Hehehe, ini
untuk melancarkan misi rahasia yang sedang kujalani.”
“Misi rahasia?
Apa itu?”
Peri Rury
tersenyum. “Ini kan rahasia. Jadi, aku tidak akan memberitahumu, Kobi.”
Kurcaci Kobi
merasa kecewa tapi tidak mendesak lebih lanjut. Setelah pamit pada Kobi, Peri
Rury kembali melanjutkan misi rahasianya.
Kali ini, ia
pergi ke toko kue Peri Marie. Ia harus membeli tepung, madu, dan juga telur.
Sama seperti sebelumnya, perilaku Peri Rury membuat Peri Marie penasaran. Dan,
Peri Rury menjawab dengan kalimat yang sama.
“Ini rahasia,”
ucap Peri Rury sambil terbang pulang.
Setibanya di
rumah, Peri Rury terlihat sibuk. Ia mengayak tepung, memotong apel, dan memecah
telur. Setelah itu, Peri Rury mengaduk semuanya dan memanggangnya dalam oven.
Sambil menunggu
kue matang, Peri Rury mengambil kotak di dalam kamar. Ia memasukkan beberapa
sobekan kertas dalam kotak dan melobangi kotak tersebut. Peri Rury lalu
memasukkan sesuatu ke dalam kotak tersebut.
“Semoga kamu
bisa membuat sahabatku tersenyum lagi,” ucap Peri Rury pada kotak tersebut.
Peri Rury lalu
mengeluarkan kue apel yang dibuatnya dan memasukkannya ke dalam kotak lain yang
telah disiapkan. Peri Rury kemudian membawa kedua kotak tersebut dan buku yang
dipinjamnya ke rumah sahabatnya.
Tapi, betapa
terkejutnya Rury ketika mendapati Tobi di depan rumah.
“Tobi? Ada apa?”
tanya Rury terkejut melihat Tobi.
“Aku hanya ingin
berkunjung,” jawab Tobi. “Kamu mau pergi?”
Peri Rury
mengangguk. “Iya, aku baru saja mau ke….”
“Kalau begitu
aku pamit saja,” sela Tobi sambil berbalik pulang.
“Tunggu!”
panggil Rury.
Kurcaci Tobi
berhenti.
“Tobi, kebetulan
sekali kamu ke sini. Aku baru saja mau ke rumahmu.”
“Ke rumahku?”
tanya Tobi bingung. “Untuk apa?”
Peri Rury
tersenyum. “Bagaimana jika kamu masuk dulu dan aku ceritakan semuanya.”
Ketika sudah di
dalam rumah, Peri Rury membuatkan teh madu hangat dan menyuguhkannya pada
kurcaci Tobi.
“Tobi, aku
berniat datang ke rumahmu untuk menyerahkan barang-barang ini.”
“Apa ini?” tanya
Tobi sambil melihat kedua kotak dan buku yang diberikan Rury.
“Ini hadiah
untukmu,” jawab Peri Rury. “Untuk menemani dirimu agar tidak kesepian.”
Kurcaci Tobi
membaca judul buku yang diberikan Rury.
“Kumpulan nama
untuk hewan kesayangan,” ucapnya pelan dan membuka kotak kecil yang
dipegangnya.
Kurcaci Tobi
langsung menangis ketika melihat isi dari kotak kecil tersebut.
“Mirip sekali,”
Peri Rury
mengangguk. “Iya, aku sengaja membelinya ketika melihat kemiripannya dengan
Pipi, hamster kesayanganmu yang baru mati minggu lalu.”
Kurcaci Tobi
kemudian membuka kotak lain yang diberikan Peri Rury. Kali ini, air matanya
semakin deras mengalir.
“Kue apel
kesukaanku.”
Peri Rury
tersenyum. “Aku berusaha sebaik mungkin untuk membuatnya. Semoga kamu suka.”
Kurcaci Tobi
meletakkan barang-barang yang dipegangnya ke atas meja. Ia lalu memeluk Peri
Rury.
“Terima kasih,”
ucap kurcaci Tobi.
Peri Rury
membalas pelukan Tobi. Keduanya kemudian saling tertawa. Peri Rury tersenyum
saat melihat Tobi bermain dengan hamster yang diberikannya.
Misi rahasia
untuk membuat Tobi ceria berhasil. Peri Rury berkata dalam hati. Sungguh
menyenangkan bisa membuat seorang sahabat kembali ceria.
0 Response to "Misi Rahasia Peri Rury"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.