Boneka Baru Fin - Cerita Anak - Dongeng - Fin gelisah, hari ini Fiona akan ulang tahun. Fin takut, Fiona akan mendapatkan boneka baru, yang akan menggantikan posisinya.
Saat ini, Fin sedang duduk di meja biru di kamar Fiona. Hari ini Fiona merayakan ulang tahunnya yang ke enam. Fin melihat keluar. Dari jendela yang terbuka di kamar Fiona, Fin melihat kesibukan Papa dan Mama Fiona mempersiapkan hari istimewa ini.
“Fiona! Telepon, buat kamu! Dari Tante Anna!” seru Mama. Tante Anna, adik Mama yang tinggal di luar kota.
“Waah, asyiik!” mata Fiona berbinar saat mengangkat telepon genggam Mama.
Hmm, Fiona pasti membayangkan, betapa senangnya kalau Tante Anna datang di hari ulang tahunnya. Fiona keponakan kesayangan Tante Anna. Tak heran, Fiona tak sabar mengetahui kado apa yang diberikan Tante Anna kali ini.
Dari jendela, Fin melihat Fiona berjingkrak. Tampaknya Tante Anna akan datang, seperti harapan Fiona. Kegelisahan Fin semakin bertambah, karena Fiona menerima telepon dari Tante Ana. Tante Ana benar-benar akan datang. Fin bertambah yakin, kalau dirinya akan tergantikan.
Apakah Fiona akan memperoleh hadiah yang banyak dan bagus-bagus? Fin bertanya dalam hati.
Krieeek…
Derit pintu kamar Fiona mengagetkan Fin. Fin nyaris terjatuh dari meja.
“La… La… La… “ Fiona berdendang riang. Ia terlihat sangat gembira.
Fiona mendekati Fin, lalu memeluk Fin erat-erat. Kembali ia mendendangkan lagu. Diajaknya Fin menari mengelilingi kamar.
Fin menatap Fiona. Fin senang melihat gadis kecil berpita kuning itu begitu ceria hari ini. Namun rasa khawatir menyelinap di hati Fin.
“Apakah kali ini Fiona juga akan memperoleh hadiah boneka baru? Dan apakah boneka baru Fiona akan menjadi boneka kesayangannya yang baru?” bisik Fin, khawatir.
Fin melihat Fiona telah berganti baju. Ia tampak cantik, dengan baju baru dengan motif bunga lonceng biru. Sepasang pita kecil berwarna biru tersemat di rambutnya. Fiona sunguh ceria dan tampak memesona hari ini!
“Fiona! Tante Anna sudah datang, Sayang!” terdengar suara Mama.
Fin kian dag dig dug mendengar kedatangan Tante Anna.
Fiona membuka pintu kamar dan bergegas keluar. Langkahnya ringan dan penuh semangat.
“Oh, tunggu! Aku kelupaan!” pekik Fiona. Ia kembali masuk kamar. Tangannya terulur meraih Fin.
“Oh!” Fin terkejut. Namun ia merasa senang, Fiona membawanya ke pesta hari ini.
Di ruang tamu, pesta telah siap dimulai. Fiona meletakkan Fin di kursi kecil, lalu menghambur ke pelukan Tante Anna.
“Tante Anna, Fiona kangeen!” seru Fiona.
“Tante Anna juga kangen sekali!” balas Tante Anna.
“Waah, apa itu Tante?” mata Fiona membulat. Penasaran dengan kado Tante Anna.
Fin gelisah. “Jangan-jangan itu boneka! Boneka baru yang akan menjadi kesayangan Fiona..”
Acara pesta ulang tahun Fiona berlangsung seru dan meriah. Meskipun yang diundang hanya keluarga dan teman-teman dekat Fiona, suasananya sangat menyenangkan.
Detik-detik yang mendebarkan. Fiona mulai membuka kado ulang tahun. Satu per satu bungkus kado dibukanya. Dan tiba saat membuka sebungkus kado berpita merah, dari Tante Anna.
“Wow, cantiknya! Boneka kuda nil yang lucu sekali!” Fiona menjerit. Senyumnya lebar. Ia tampak sangat senang.
Fin tertunduk. “Boleh jadi ini hari terakhirku menjadi boneka kesayangan Fiona..” lirih ia berkata.
Teringat olehnya Leon, boneka singa bersurai cokelat. Boneka kesayangan Fiona yang digantikan Fin. Dulu, saat Fin dibawa masuk kamar Fiona, Fin melihat Leon memandangnya dengan tatapan sedih. Namun Fin terlalu bahagia. Ia tak sempat bertanya, apa yang membuat Leon menangis.
Sekarang, Fin benar-benar ingin menangis. Dan sepertinya, ia akan bernasib seperti Leon.
Fiona memeluk boneka kuda nil barunya erat-erat.
Fin kian tertunduk, lesu.
Tante Anna berpamitan. “Maaf, Tante tidak bisa lama. Ada acara penting lainnya.”
Fiona mengantar Tante Anna hingga depan pintu. Lalu berbalik, dengan boneka kuda nil baru di tangan kanannya.
“Aah..” Fin berseru, tertahan.
Fiona meraih Fin, lalu membawa Fin di tangan kirinya.
“Sampai jumpa, Tante Anna!” seru Fiona. Kedua tangannya membawa Fin dan boneka kuda nil.
Tante Anna telah berlalu dari pandangan. Fin melirik boneka kuda nil merah muda itu.
“Halo!” sapa Fin, ramah. Kekhawatirannya perlahan menguap.
“Hai, Fin!” sahut boneka kuda nil, malu-malu. “Namaku Nilo!” lanjutnya, memperkenalkan diri.
Fin dan Nilo senang. Kini mereka berdua menjadi dua teman baru. Dan bersama-sama, mereka menjadi boneka kesayangan Fiona.
Penulis : Nurul Hidayati
Dimuat di majalah Bobo |
Saat ini, Fin sedang duduk di meja biru di kamar Fiona. Hari ini Fiona merayakan ulang tahunnya yang ke enam. Fin melihat keluar. Dari jendela yang terbuka di kamar Fiona, Fin melihat kesibukan Papa dan Mama Fiona mempersiapkan hari istimewa ini.
“Fiona! Telepon, buat kamu! Dari Tante Anna!” seru Mama. Tante Anna, adik Mama yang tinggal di luar kota.
“Waah, asyiik!” mata Fiona berbinar saat mengangkat telepon genggam Mama.
Hmm, Fiona pasti membayangkan, betapa senangnya kalau Tante Anna datang di hari ulang tahunnya. Fiona keponakan kesayangan Tante Anna. Tak heran, Fiona tak sabar mengetahui kado apa yang diberikan Tante Anna kali ini.
Dari jendela, Fin melihat Fiona berjingkrak. Tampaknya Tante Anna akan datang, seperti harapan Fiona. Kegelisahan Fin semakin bertambah, karena Fiona menerima telepon dari Tante Ana. Tante Ana benar-benar akan datang. Fin bertambah yakin, kalau dirinya akan tergantikan.
Apakah Fiona akan memperoleh hadiah yang banyak dan bagus-bagus? Fin bertanya dalam hati.
Krieeek…
Derit pintu kamar Fiona mengagetkan Fin. Fin nyaris terjatuh dari meja.
“La… La… La… “ Fiona berdendang riang. Ia terlihat sangat gembira.
Fiona mendekati Fin, lalu memeluk Fin erat-erat. Kembali ia mendendangkan lagu. Diajaknya Fin menari mengelilingi kamar.
Fin menatap Fiona. Fin senang melihat gadis kecil berpita kuning itu begitu ceria hari ini. Namun rasa khawatir menyelinap di hati Fin.
“Apakah kali ini Fiona juga akan memperoleh hadiah boneka baru? Dan apakah boneka baru Fiona akan menjadi boneka kesayangannya yang baru?” bisik Fin, khawatir.
Fin melihat Fiona telah berganti baju. Ia tampak cantik, dengan baju baru dengan motif bunga lonceng biru. Sepasang pita kecil berwarna biru tersemat di rambutnya. Fiona sunguh ceria dan tampak memesona hari ini!
“Fiona! Tante Anna sudah datang, Sayang!” terdengar suara Mama.
Fin kian dag dig dug mendengar kedatangan Tante Anna.
Fiona membuka pintu kamar dan bergegas keluar. Langkahnya ringan dan penuh semangat.
“Oh, tunggu! Aku kelupaan!” pekik Fiona. Ia kembali masuk kamar. Tangannya terulur meraih Fin.
“Oh!” Fin terkejut. Namun ia merasa senang, Fiona membawanya ke pesta hari ini.
Di ruang tamu, pesta telah siap dimulai. Fiona meletakkan Fin di kursi kecil, lalu menghambur ke pelukan Tante Anna.
“Tante Anna, Fiona kangeen!” seru Fiona.
“Tante Anna juga kangen sekali!” balas Tante Anna.
“Waah, apa itu Tante?” mata Fiona membulat. Penasaran dengan kado Tante Anna.
Fin gelisah. “Jangan-jangan itu boneka! Boneka baru yang akan menjadi kesayangan Fiona..”
Acara pesta ulang tahun Fiona berlangsung seru dan meriah. Meskipun yang diundang hanya keluarga dan teman-teman dekat Fiona, suasananya sangat menyenangkan.
Detik-detik yang mendebarkan. Fiona mulai membuka kado ulang tahun. Satu per satu bungkus kado dibukanya. Dan tiba saat membuka sebungkus kado berpita merah, dari Tante Anna.
“Wow, cantiknya! Boneka kuda nil yang lucu sekali!” Fiona menjerit. Senyumnya lebar. Ia tampak sangat senang.
Fin tertunduk. “Boleh jadi ini hari terakhirku menjadi boneka kesayangan Fiona..” lirih ia berkata.
Teringat olehnya Leon, boneka singa bersurai cokelat. Boneka kesayangan Fiona yang digantikan Fin. Dulu, saat Fin dibawa masuk kamar Fiona, Fin melihat Leon memandangnya dengan tatapan sedih. Namun Fin terlalu bahagia. Ia tak sempat bertanya, apa yang membuat Leon menangis.
Sekarang, Fin benar-benar ingin menangis. Dan sepertinya, ia akan bernasib seperti Leon.
Fiona memeluk boneka kuda nil barunya erat-erat.
Fin kian tertunduk, lesu.
Tante Anna berpamitan. “Maaf, Tante tidak bisa lama. Ada acara penting lainnya.”
Fiona mengantar Tante Anna hingga depan pintu. Lalu berbalik, dengan boneka kuda nil baru di tangan kanannya.
“Aah..” Fin berseru, tertahan.
Fiona meraih Fin, lalu membawa Fin di tangan kirinya.
“Sampai jumpa, Tante Anna!” seru Fiona. Kedua tangannya membawa Fin dan boneka kuda nil.
Tante Anna telah berlalu dari pandangan. Fin melirik boneka kuda nil merah muda itu.
“Halo!” sapa Fin, ramah. Kekhawatirannya perlahan menguap.
“Hai, Fin!” sahut boneka kuda nil, malu-malu. “Namaku Nilo!” lanjutnya, memperkenalkan diri.
Fin dan Nilo senang. Kini mereka berdua menjadi dua teman baru. Dan bersama-sama, mereka menjadi boneka kesayangan Fiona.
Penulis : Nurul Hidayati