Bello kurcaci bergegas menghabiskan sarapannya. Hari ini Bello hanya sarapan dengan sepotong roti dan setengah gelas susu. Persediaan makanan Bello hampir habis. Makanya Bello berencana pergi mencari jamur di hutan, untuk dijual di pasar.
Selesai sarapan, Bello menuju rumah Rulle kurcaci, sahabatnya. Mereka memang selalu pergi bersama mencari jamur di hutan. Ternyata, Rulle sudah menunggu Bello di depan rumahnya.
“Ayo kita berangkat!” ajak Bello.
“Ayo!” sahut Rulle sambil menyambar keranjang rotannya.
Bello dan Rulle menuju hutan jamur. Dalam perjalanan, mereka melewati pohon apel milik Pak Areo Kurcaci.
”Wah, sepertinya apel ini harus segera dipanen!” seru Bello.
”Memangnya kenapa?” tanya Rulle
”Lihat, ada beberapa buah yang sudah dimakan sekawanan burung. Itu tandanya buah-buah apel ini matang. Bila tidak segera dipanen, pasti akan segera busuk. Kita mampir dulu ya, ke rumah Pak Areo!”
Seebenarnya Rulle ingin menolak, tetapi Bello menarik tangannya. Saat hendak tiba di rumah Pak Areo, mereka mendengar suara kucing mengeong dari balik semak.
”Ini kucing Bu Retia. Kasihan sekali, pasti dia tersesat,” kata Bello sambil memasukkan kucing itu ke dalam keranjang rotannya.
”Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Rulle heran.
”Tentu saja mengembalikan kucing ini pada Bu Retia,” jawab Bello.
Pak Areo menyambut kedatangan Bello dan Rulle dengan gembira.
”Wah, terima kasih atas kabarmu, Bello. Saya memperkirakan panen Apel seminggu lagi, ternyata saya salah menghitrung,” ujar Pak Areo.
“Sama-sama, Pak Areo,” jawab Bello sambil tersenyum.
setelah itu, Bello dan Rulle menuju rumah Bu Retia kurcaci. Bu Retia senang sekali menemukan kucingnya kembali.
”Terima kasih Bello. Kucing ini sudah tiga hari hilang. Saya sampai bingung mencarinya,” kata Bu Retia sambil memeluk kucing kesayangannya.
“Sama-sama, Bu Retia,” jawab Bello.
Saat hendak meninggalkan rumah Bu Retia, Bello dan Rulle bertemu Nenek Kurita. Tampak Nenek Kurita membawa keranjang belanja yang sangat berat.
”Mari saya bantu, Nek. Kebetulan kami ingin ke hutan jamur yang seaarah rumah Nenek,” Bello langsung mengambil keranjang Nenek Kurita.
“Terima kasih, Bello. Kamu baik sekali,” ucap Nenek Kurita gembira.
Setelah mengantar Nenek Kurita, Bello dan Rulle bergegas menuju hutan jamur. Hari sudah siang dan tiba-tiba langit mendung. Tidak lama kemudian hujan turun. Bello dan Rulle terpaksa harus berteduh.
”Ini gara-gara kamu,” omel Rulle. ”Kamu terlalu banyak menghabiskan waktu menolong kurcaci lain. Jadi kita terlambat tiba di hutan jamur.”
“Aku senang melakukannya, Rulle. Bila kurcaci lain bahagia, aku ikut bahagia,” jawab Bello.
“Tetapi, sekarang kita tidak bisa mencari jamur. Jalan di dalam hutan sangat licin. Padahal, persediaan makanan kita hampir habis. Uuuh, pasti besok kita akan kelaparan,” wajah Rulle cemberut. Bello memilih diam. Bello tahu, Rulle pasti kesal sekali padanya.
Hujan baru reda saat sore hari. Bello dan Rulle tidak mungkin lagi mencari jamur di hutan. Hari hampir gelap. Mereka memutuskan untuk pulang. Sepanjang jalan, Rulle hanya diam. Rulle masih kesal pada Bello.
“Bello!” panggil nenek Kurita saat Bello dan Rulle melintas di depan rumahnya.
”Nenek memasak sop jamur untukmu, karena tadi kamu telah membantu Nenek,” Nenek Kurita memberi semangkuk sup jamur.
Wah, sepertinya lezat sekali. Asapnya masih mengepul. Baunya harum sekali. Bello mengucapkan terima kasih pada Nenek Kurita
“Ah, untung saya bertemu kalian lagi!” seru Bu Retia gembira. ”Kebetulan saya mempunyai beberapa botol susu. Ini untukmu dan Rulle,” Bu Retia menyerahkan dua botol susu pada Bello.
“Terima kasih, Bu Retia,” Bello senang sekali. Kini ia mempunyai persediaan susu untuk beberapa hari.
Pak Areo memanggil Bello dan Rulle saat mereka melintasi kebun apelnya.
”Untung kamu tadi memberi kabar, Bello. Jadi, apel-apel saya tidak dimakan burung lagi. Saya bisa memanen apel yang banyak. Ini saya berikan sekeranjang apel untuk kalian,” kata Pak Areo.
“Wah, senangnya. Berarti kita sudah mempunyai persediaan makanan selama beberapa hari ya, Bello!” ucap Rulle gembira.
“Iya! Kita bisa tiidur selama seminggu, Rulle!” canda Bello.
Rulle hanya bisa tersipu malu. Bello tahu, sahabatnya itu tidak menggerutu lagi, saat menolong kurcaci lain.
Dimuat di majalah Bobo |
Selesai sarapan, Bello menuju rumah Rulle kurcaci, sahabatnya. Mereka memang selalu pergi bersama mencari jamur di hutan. Ternyata, Rulle sudah menunggu Bello di depan rumahnya.
“Ayo kita berangkat!” ajak Bello.
“Ayo!” sahut Rulle sambil menyambar keranjang rotannya.
Bello dan Rulle menuju hutan jamur. Dalam perjalanan, mereka melewati pohon apel milik Pak Areo Kurcaci.
”Wah, sepertinya apel ini harus segera dipanen!” seru Bello.
”Memangnya kenapa?” tanya Rulle
”Lihat, ada beberapa buah yang sudah dimakan sekawanan burung. Itu tandanya buah-buah apel ini matang. Bila tidak segera dipanen, pasti akan segera busuk. Kita mampir dulu ya, ke rumah Pak Areo!”
Seebenarnya Rulle ingin menolak, tetapi Bello menarik tangannya. Saat hendak tiba di rumah Pak Areo, mereka mendengar suara kucing mengeong dari balik semak.
”Ini kucing Bu Retia. Kasihan sekali, pasti dia tersesat,” kata Bello sambil memasukkan kucing itu ke dalam keranjang rotannya.
”Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Rulle heran.
”Tentu saja mengembalikan kucing ini pada Bu Retia,” jawab Bello.
Pak Areo menyambut kedatangan Bello dan Rulle dengan gembira.
”Wah, terima kasih atas kabarmu, Bello. Saya memperkirakan panen Apel seminggu lagi, ternyata saya salah menghitrung,” ujar Pak Areo.
“Sama-sama, Pak Areo,” jawab Bello sambil tersenyum.
setelah itu, Bello dan Rulle menuju rumah Bu Retia kurcaci. Bu Retia senang sekali menemukan kucingnya kembali.
”Terima kasih Bello. Kucing ini sudah tiga hari hilang. Saya sampai bingung mencarinya,” kata Bu Retia sambil memeluk kucing kesayangannya.
“Sama-sama, Bu Retia,” jawab Bello.
Saat hendak meninggalkan rumah Bu Retia, Bello dan Rulle bertemu Nenek Kurita. Tampak Nenek Kurita membawa keranjang belanja yang sangat berat.
”Mari saya bantu, Nek. Kebetulan kami ingin ke hutan jamur yang seaarah rumah Nenek,” Bello langsung mengambil keranjang Nenek Kurita.
“Terima kasih, Bello. Kamu baik sekali,” ucap Nenek Kurita gembira.
Setelah mengantar Nenek Kurita, Bello dan Rulle bergegas menuju hutan jamur. Hari sudah siang dan tiba-tiba langit mendung. Tidak lama kemudian hujan turun. Bello dan Rulle terpaksa harus berteduh.
”Ini gara-gara kamu,” omel Rulle. ”Kamu terlalu banyak menghabiskan waktu menolong kurcaci lain. Jadi kita terlambat tiba di hutan jamur.”
“Aku senang melakukannya, Rulle. Bila kurcaci lain bahagia, aku ikut bahagia,” jawab Bello.
“Tetapi, sekarang kita tidak bisa mencari jamur. Jalan di dalam hutan sangat licin. Padahal, persediaan makanan kita hampir habis. Uuuh, pasti besok kita akan kelaparan,” wajah Rulle cemberut. Bello memilih diam. Bello tahu, Rulle pasti kesal sekali padanya.
Hujan baru reda saat sore hari. Bello dan Rulle tidak mungkin lagi mencari jamur di hutan. Hari hampir gelap. Mereka memutuskan untuk pulang. Sepanjang jalan, Rulle hanya diam. Rulle masih kesal pada Bello.
“Bello!” panggil nenek Kurita saat Bello dan Rulle melintas di depan rumahnya.
”Nenek memasak sop jamur untukmu, karena tadi kamu telah membantu Nenek,” Nenek Kurita memberi semangkuk sup jamur.
Wah, sepertinya lezat sekali. Asapnya masih mengepul. Baunya harum sekali. Bello mengucapkan terima kasih pada Nenek Kurita
“Ah, untung saya bertemu kalian lagi!” seru Bu Retia gembira. ”Kebetulan saya mempunyai beberapa botol susu. Ini untukmu dan Rulle,” Bu Retia menyerahkan dua botol susu pada Bello.
“Terima kasih, Bu Retia,” Bello senang sekali. Kini ia mempunyai persediaan susu untuk beberapa hari.
Pak Areo memanggil Bello dan Rulle saat mereka melintasi kebun apelnya.
”Untung kamu tadi memberi kabar, Bello. Jadi, apel-apel saya tidak dimakan burung lagi. Saya bisa memanen apel yang banyak. Ini saya berikan sekeranjang apel untuk kalian,” kata Pak Areo.
“Wah, senangnya. Berarti kita sudah mempunyai persediaan makanan selama beberapa hari ya, Bello!” ucap Rulle gembira.
“Iya! Kita bisa tiidur selama seminggu, Rulle!” canda Bello.
Rulle hanya bisa tersipu malu. Bello tahu, sahabatnya itu tidak menggerutu lagi, saat menolong kurcaci lain.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete