Bedah Naskah Cerita Anak - Koki Tito - Halo, SaKurPos...
Jumpa lagi nih, di rubrik Bedah Naskah Cerita Anak. Ini adalah edisi ke tiga, ya. Bedah cerita sebelumnya, SaKurPos bisa lihat di sini (klik saja!)
Foto Background Wallpaper |
Nah, kali ini, Kurcaci Pos akan membedah dongeng Kak Ana Ike yang berjudul Koki Tito yang suka sekali measukan garam pada masakannya. Akhirnya dia kena tegur Raja Edward. Koki Tito agak kesal. Sampai suatu hari, dia tiba-tiba jatih pingsan, karena kebiasaannya banyak memakan garam itu.
Nah, bagaimana bedah naskah cerita anak kali ini? Simak yuk...
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Koki Tito
Cernak oleh: Ana Ike
Koki Tito adalah salah satu juru masak istana. Koki Tito sangat pandai mengolah berbagai jenis masakan dan kue. Itu membuatnya menjadi salah satu koki kesayangan Raja Edward. Tapi sayangnya, Koki Tiko senang rasa asin. Dia suka sekali memasukkan banyak garam ke dalam masakannya. (Baca kembali openingnya, Kak Ana. Jadi Koki Tito adalah kesayangan Raja Edward. Bagaimana bisa? Padahal Koki Tito suka rasa asin, dan Raja Edward tidak suka).
“Koki Tiko...!” panggil Raja Edward gusar. Hari ini dia meminta Koki Tiko untuk memasak Sup Jamur pelangi kesukaannya.
“Ada apa, Paduka Raja?” tanya Koki Tiko.
“Kenapa sup ini asin sekali? Apakah kau sudah mencicipinya?” sahut Raja Edward.
“Tentu saja sudah, Paduka Raja.” Jawabnya.
“Lalu kenapa sup ini sangat asin. Buatkan yang baru! Kurangi garamnya!” perintah Raja Edward.
Koki Tito buru-buru kembali ke dapur. Untung masih ada beberapa buah jamur hutan yang tersisa. Kalau tidak, pasti Raja akan tambah marah. Jamur pelangi ini memang tidak sembarangan tumbuh. Dia hanya tumbuh di dalam hutan, di dekat mata air pelangi. Konon mata air itu bukan sembarang mata air, tapi merupakan mata air ajaib. Beberapa tanaman di sekitarnya tumbuh berwarna warni. Seperti mawar dan anggrek hutan. Itulah sebabnya mata air ini disebut mata air pelangi.
**
Pagi ini Raja Edward kembali marah-marah. Lagi-lagi karena masakan Koki Tito.
“Tapi rasa asin dalam masakan ini pas, Paduka.” sahut Koki Tiko pelan. Dia heran, kenapa Raja tidak menyukai masakannya.
“Tapi tidak untukku Koki Tito. Masakan itu terlalu asin. Suruh Koki Toki memasak lagi. Mulai sekarang tugasmu hanya membuat kue.” perintah Raja Edward tegas.
Koki Tito mengangguk patuh lalu buru-buru kembali ke dapur dan menyampaikan pesan Raja pada Koki Toki.
“Masakanmu memang terlalu asin, Tito. Tidak baik untuk kesehatan” celetuk Nyonya Clara yang tadi mendengar omelan Raja.
Nyonya Clara adalah kepala pengurus dapur. Tugasnya mengecek persediaan bahan masakan di dapur. Memastikan semua bahan masakan kesukaan keluarga kerajaan selalu tersedia.
“Ah selera kalian saja yang aneh. Masakanku tidak asin!” tegas Koki Tito marah.
Sebenarnya Koki Toki sudah pernah memperingatkannya. Tapi Koki Tito tidak peduli.
**
Koki Tito bersiul-siul senang. Hari ini dia memetik banyak sekali murbei liar dari mata air Pelangi. Dia juga menangkap banyak sekali ikan salmon di sungai. Semenjak Raja melarangnya memasak, Koki Tito jadi punya banyak waktu luang. Toh, Raja dan Ratu masih sangat menyukai kue-kue buatannya.
Hari ini Koki Tito berencana membuat pie murbei dan croissant dengan selai nanas untuk menemani jamuan teh sore hari. Jamuan teh merupakan acara wajib di kerajaan. Biasanya Raja dan Ratu bergantian mengundang bangsawan atau rakyat untuk ikut minum teh di taman istana.
Sesampainya di dapur, Koki Tito mulai mempersiapkan bahan-bahan dan membuat adonan untuk membuat kue. Adonan kue itu akan disimpannya sampai nanti sore. Setelah itu Koki Tito mulai memasak untuk dirinya sendiri. Dia tidak pernah mau makan masakan koki yang lain. Hari ini dia membuat steak salmon dan spagheti salmon untuk makan siang. tidak lupa, Koki Tito menaburi masakannya dengan garam yang banyak.
Setelah makan siang, Koki Tito bersiap-siap membuat kue. Tapi tiba-tiba...
Gubrak... prang. Koki Tito jatuh pingsan. Piring, telur, dan adonan yang sudah disiapkan berserakan di lantai dapur.
Koki Toti dan Nyonya Clara yang mendengar suara gaduh buru-buru menuju dapur. mereka terkejut melihat Koki Tito tergeletak di lantai.
“Aduh aduh, pusing sekali kepalaku.”ucap Koki Tito saat berusaha bangkit dari tempat tidur.
“Kamu harus istirahat dulu, Tito. Tabib masih memeriksamu” ucap Koki Toki pelan. Raja, Ratu, Nyonya Clara ada bersama mereka. Wajah mereka cemas sekali.
“Hemm... tekanan darahmu tinggi sekali. Sepertinya kamu terkena darah tinggi, Koki Tito.” ucap sang tabib istana.
“Darah tinggi? Tapi bagaimana mungkin?”tanya Koki Tito heran.
“Pasti karena kegemaranmu pada garam, Tito.” celetuk Raja.
Tabib mulai mengerti permasalahannya. Setelah memberi beberapa ramuan obat, tabib mulai menjelaskan.
Tabib Tobias bilang, terlalu banyak garam dapat memicu darah tinggi. Tidak hanya itu, jika koki Tito tidak mau berubah, dia bisa terkena stroke.
Koki Tito ketakutan. Tentu saja dia tidak mau terkena stroke.
“Dan satu lagi, sementara kau harus minum air dari mata air pelangi. Agar tubuhmu segera pulih.” lanjut Tabib Tobias.
“Hah? Berarti aku harus setiap hari harus ke hutan, Tabib?” tanya Koki Tito. Padahal jarak hutan dan istana cukup jauh.
“Tidak apa-apa, Koki Tito. Kan bisa sekalian berolahraga.” celetuk Nyonya Clara. Semua tertawa mendengarnya. Sementara Koki Tito hanya bisa meringis.
Dia berjanji akan merubah pola makannya. Dia menyesal tidak mau mendengarkan nasihat orang lain.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Koki Tito
Cernak oleh: Ana Ike
Koki Tito adalah salah satu juru masak istana. Koki Tito sangat pandai mengolah berbagai jenis masakan dan kue. Itu membuatnya menjadi salah satu koki kesayangan Raja Edward. Tapi sayangnya, Koki Tiko senang rasa asin. Dia suka sekali memasukkan banyak garam ke dalam masakannya. (Baca kembali openingnya, Kak Ana. Jadi Koki Tito adalah kesayangan Raja Edward. Bagaimana bisa? Padahal Koki Tito suka rasa asin, dan Raja Edward tidak suka).
“Koki Tiko...!” panggil Raja Edward gusar. Hari ini dia meminta Koki Tiko (Hati-hati typo nama. beda satu huruf saja, maka nama tokoh sudah ganti) untuk memasak Sup Jamur pelangi (Untuk nama masakan atau nama toko atau produk, biasanya huruf awalnya kapital : sup Jamur Pelangi, sup Merah Hati, sup Asparagus Kacang Merah) kesukaannya.
“Ada apa, Paduka Raja?” tanya Koki Tiko. (Nanti edit semua typo nama Tito. Karena nama awalnya Tito, maka nama itulah yang dipakai)
“Kenapa sup ini asin sekali? Apakah kau sudah mencicipinya?” sahut Raja Edward. (Raja Edward malah balik bertanya)
“Tentu saja sudah, Paduka Raja.” Jawabnya.
“Lalu kenapa sup ini sangat asin. Buatkan yang baru! Kurangi garamnya!” perintah Raja Edward.
Koki Tito buru-buru kembali ke dapur. Untung masih ada beberapa buah jamur (Tidak ada buah jamur. Jadi ditulis saja jamur) hutan yang tersisa. Kalau tidak, pasti Raja akan tambah marah. Jamur pelangi ini memang tidak sembarangan tumbuh. Dia (Ia atau dia ditujukan hanya untuk tokoh. Jadi ganti : Jamur Pelangi) hanya tumbuh di dalam hutan, di dekat mata air pelangi (karena nama tempat, maka huruf awalnya kapital : Pelangi). Konon mata air itu bukan sembarang mata air, tapi merupakan mata air ajaib. Beberapa tanaman di sekitarnya tumbuh berwarna warni. Seperti mawar dan anggrek hutan. Itulah sebabnya mata air ini disebut mata air pelangi. (Ini paragrafnya agak membingungkan, Kak Ike. Misalnya : Konon mata air Pelangi itu bukan sembarangan, tapi mata air ajaib. Makanya di sekitarnya tumbuh tanaman yang berwarna-warni. Seperti mawar dan anggrek yang bunganya seperti warna pelangi.
**
Pagi ini Raja Edward kembali marah-marah. Lagi-lagi karena masakan Koki Tito.
“Tapi rasa asin dalam masakan ini pas, Paduka.” sahut Koki Tiko pelan. Dia heran, kenapa Raja tidak menyukai masakannya. (Ini kalimatnya percuma. Kenapa Koki Tito heran? Bukannya sudah jelas, kemarin karena masakan koki Tito keasinan? Dan ini Tito sudah katakan lagi.)
“Tapi tidak untukku Koki Tito. Masakan itu terlalu asin. Suruh Koki Toki (Biar Kak Ike tidak kecolongan nama tokoh, sebaiknya dibedakan saja. Tidak perlu mirip-mirip. Tito, Tiko, Toki) memasak lagi. Mulai sekarang tugasmu hanya membuat kue.” perintah Raja Edward tegas.
“Masakanmu memang terlalu asin, Tito. Tidak baik untuk kesehatan” celetuk Nyonya Clara yang tadi mendengar omelan Raja.
Nyonya Clara adalah kepala pengurus dapur. Tugasnya mengecek persediaan bahan masakan di dapur. Memastikan semua bahan masakan kesukaan keluarga kerajaan selalu tersedia.
“Ah selera kalian saja yang aneh. Masakanku tidak asin!” tegas Koki Tito marah.
Sebenarnya Koki Toki sudah pernah memperingatkannya. Tapi Koki Tito tidak peduli.
**
Koki Tito bersiul-siul senang. Hari ini dia memetik banyak sekali murbei liar dari mata air Pelangi. Dia juga menangkap banyak sekali ikan salmon di sungai. Semenjak Raja melarangnya memasak, Koki Tito jadi punya banyak waktu luang. Toh, Raja dan Ratu masih sangat menyukai kue-kue buatannya.
Hari ini Koki Tito berencana membuat pie murbei dan croissant dengan selai nanas untuk menemani jamuan teh sore hari. Jamuan teh merupakan acara wajib di kerajaan. Biasanya Raja dan Ratu bergantian mengundang bangsawan atau rakyat untuk ikut minum teh di taman istana.
Sesampainya di dapur, Koki Tito mulai mempersiapkan bahan-bahan dan membuat adonan untuk membuat kue. Adonan kue itu akan disimpannya sampai nanti sore. Setelah itu Koki Tito mulai memasak untuk dirinya sendiri. Dia tidak pernah mau makan masakan koki yang lain. Hari ini dia membuat steak salmon dan spagheti salmon untuk makan siang. tidak lupa, Koki Tito menaburi masakannya dengan garam yang banyak.
Setelah makan siang, Koki Tito bersiap-siap membuat kue. Tapi tiba-tiba...
Gubrak... prang. Koki Tito jatuh pingsan. Piring, telur, dan adonan yang sudah disiapkan berserakan di lantai dapur.
“Aduh aduh, pusing sekali kepalaku.”ucap Koki Tito saat berusaha bangkit dari tempat tidur.
“Kamu harus istirahat dulu, Tito. Tabib masih memeriksamu” ucap Koki Toki pelan. Raja, Ratu, Nyonya Clara ada bersama mereka. Wajah mereka cemas sekali.
“Hemm... tekanan darahmu tinggi sekali. Sepertinya kamu terkena darah tinggi, Koki Tito.” ucap sang tabib istana.
“Darah tinggi? Tapi bagaimana mungkin?”tanya Koki Tito heran.
“Pasti karena kegemaranmu pada garam, Tito.” celetuk Raja.
Tabib mulai mengerti permasalahannya. Setelah memberi beberapa ramuan obat, tabib mulai menjelaskan.
Tabib Tobias bilang, terlalu banyak garam dapat memicu darah tinggi. Tidak hanya itu, jika koki Tito tidak mau berubah, dia bisa terkena stroke. (Bagus juga kalau ditambahkan manfaat garam. Hanya kalau kebanyakan memang tidak bagus)
Koki Tito ketakutan. Tentu saja dia tidak mau terkena stroke.
“Hah? Berarti aku harus setiap hari harus ke hutan, Tabib?” tanya Koki Tito. Padahal jarak hutan dan istana cukup jauh.
“Tidak apa-apa, Koki Tito. Kan bisa sekalian berolahraga.” celetuk Nyonya Clara. Semua tertawa mendengarnya. Sementara Koki Tito hanya bisa meringis.
Dia berjanji akan merubah (Tidak pas kata merubah (termasuk berubah). yang pas : mengubah) pola makannya. Dia menyesal tidak mau mendengarkan nasihat orang lain.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan dari Kurcaci Pos :
Salam, Kak Ike.
Ide ceritanya bagus, Kak. Cara berceritanya juga bagus. Hanya sayang, masih beberapa elemen yang kurang pas.
Pertama, Kurcaci Pos heran, kenapa Koki Tito bisa jadi koki kesayangan Raja Edward, ya? Padahal masakannya asin. Kakn sebelum diterima jadi koki istana, ada seleksi. jadi kalau sejak dulu masakan koki Tito sudah asin, tidak mungkin diterima jadi koki istana.
Jadi harus ada penjelasan, Kak. Misalnya kalau baru sekarang saja atau akhir-akhir saja suka dengan masakan banyak garam, mungkin masih pas, Kak. Tapi itu tetap harus ada penjelasannya ya, Kak. Misalnya Koki Tito ada penyakit lain yang membuat lidahnya tawar. atau apa sebabnya lidah koki Tito tawar. Nah, Kak Ike bisa cari alasan yang pas).
Kak Ike harus lebih jeli dan teliti lagi soal nama tokoh, ya. Jadi tidak pembuat bingung. Awalnya koki Tito, lalu koki Tiko, balik lagi Koki Tito. Apalagi ada tokoh koki Toki. Kak Ike jadi belibet. Dan soal salah tulis nama tokoh ini masuk 'kecolongan' serius dalam cerita. beda satu huruf saja, maka beda tokoh.
Untuk Solusinya, bisa disesuaikan kembali, Kak Ike. Misalnya koki Tito harus mengkonsumsi buah Kiwi pelangi yang hanya tumbuh di dekat air pelangi. jadi lebih pas. Karena buah kiwi memang bagus untuk menurunkan darah tinggi.
Demikian catatan dari Kurcaci Pos, Kak Ike. Untuk koreksi lainnya, ada di naskah ya, Kak Ike. Salam semangat menulis.
Kurcaci Pos
Kurcaci Pos
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete