Dongeng Anak - Kenzie kurcaci baru pulang dari rumah Pak Royal dan Nyonya Maural. Mereka adalah sepasang kurcaci kaya di negeri Rancamanca. Setiap tahun, Pak Royal dan Nyonya Maural membagikan bahan makanan untuk kurcaci lain. Tentu saja semua kurcaci senang.
Kenzie ingin sekali seperti Pak Royal dan Nyonya Maural. Ia ingin membagikan sesuatu pada kurcaci lain. Rasanya Kenzie bahagia sekali melihat kurcaci tersenyum senang, saat menerima pemberian dari Pak Royal dan Nyonya Maural.
Bruk.. tanpa sengaja Kenzie tersandung. Seketika ia terjerambab ke tanah. Kantong jamurnya terlempar dan isinya berhamburan kemana-mana. Bajunya kotor penuh debu.
“Aduh,” keluh Kenzie sambil berusaha bangkit.
“Wah, kamu kenapa Kenzie?” tiba-tiba Kakek Wol kurcaci melintas di dekat kenzie. Kakek Wol segera menolong Kenzie.
“Terima kasih, kakek Wol,” ucap Kenzie.
“Sama-sama, Kenzie. Tadi kamu berjalan sambil melamun, ya?” tebak Kakek Wol.
Kenzie tersipu malu. “Iya, Kakek Wol.”
“Apa yang kamu pikirkan. Ayo, cerita pada Kakek!”
Ragu-ragu Kenzie bercerita pada Kakek Wol. Kakek Wol malah tertawa mendengar cerita Kenzie.
“Kenapa Kakek Wol tertawa?” kening Kenzie berkerut.
“Kamu tidak usah sedih. Kamu bisa berbagi kok. Coba ingat-ingat, apa yang kamu punyai untuk berbagi?”
Kenzie terdiam sejenak. “Aku tidak punya apa-apa untuk dibagi Kakek Wol,” ucap Kenzie sedih.
“Ada. Pulanglah, lalu ingat-ingatlah. Nanti kalau sudah ketemu, jangan lupa bagi pada Kakek, ya,” kakek Wol menepuk pundak Kenzie.
Kenzie melanjutkan perjalanan pulang. Ia masih belum mengerti, apa yang dimaksud kakek Wol.
Sampai di rumah, Kenzie segera mengamati isi rumahnya. Ia tidak mempunyai banyak barang berharga. Hanya ada dua kursi, satu meja, tempat tidur, lemari dan alat-alat memasak. Tidak mungkin ia membagi semua benda itu pada kurcaci lain. Selain itu, Kenzie hanya mempunyai banyak buku-buku. Kenzie memang selalu membeli buku, karena ia suka membaca.
Toktoktok...tiba-tiba terdengar ada yang mengetuk pintu rumah Kenzie. Kenzie segera membuka pintu. Ternyata Alilo kurcaci, tetangganya yang datang.
“Halo Kenzie, aku datang membawakan buah cerri untukmu,” Alilo menyerahkan sekeranjang Cerri pada Kenzie.
Kenzie terbelalak. “Ini untukku? Banyak sekali. Hasil panen cerrimu banyak, ya?”
Alilo mengangguk. “Itu karena kemarin kamu meminjamkan buku tentang cara memanam cerri yang baik. Tanaman cerriku tumbuh subur.”
“Wah, senangnya!” seru kenzie ikut senang.
Tidak lama datang Nyonya Kelly. Ia membawa kue bolu panggang cokelat yang asapnya masih mengepul. Baunya harum. Rasanya pasti lezat sekali, gumam Kenzie berselera.
“Kenzie.. ini untukmu,” Nyonya Kelly menyerahkan bolu cokelat panggang.
“Wah, Nyonya Kelly sudah pandai membuat kue?”
“Iya, kemarin kamu meminjamkan buku mengolah berbagai makanan dari jamur. Bolu ini dari jamur.”
Kenzie senang sekali. Kini Nyonya kelly bisa membuat aneka kue dan masakan dari jamur.
Sorenya Bu Regi datang ke rumah Kenzie. Ia membawa sepasang baju kurcaci, lengkap dengan topi dan sepatu. Bu Regi adalah penjahit baju kurcaci.
“Hai Kenzie, ini untukmu. Untung dulu kamu meminjamkan buku belajar menjahit. Kini aku sudah bisa menjahit dan pelangganku sangat banyak. Aku tidak bingung mencari pekerjaan lagi,” cerita Bu Regi.
Kenzie bahagia sekali. ia tidak mengira buku-bukunya itu ada manfaat juga. Tidak percuma aku meminjamkan buku pada mereka, gumam Kenzie.
Buku-bukuku... Kenzie terkejut sendiri. Ah kini aku tahu..
Kenzie segera berlari ke rumah Kakek Wol. Ia ingin segera memberi tahu kabar gembira ini pada Kakek Wol. Kakek Wol menyambut hangat kedatangan kenzie.
“Kakek Wol, kini aku tahu. Ternyata aku punya sesuatu yang bisa aku bagi pada kurcaci lain.”
“O ya, apa itu?” tanya kakek Wol ingin tahu.
“Buku-bukuku. Aku bisa meminjamkan pada kurcaci lain. Aku berbagi ilmu bermanfaat pada mereka,” jawab Kenzie.
Kakek Wol tersenyum lebar. “Kini kamu mengerti maksudku. Itulah hartamu yang bisa kamu bagi untuk kurcaci lain. Masuklah, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu.”
“Apa itu, kakek?” lagi-lagi kakek Wol membuat Kenzie penasaran.
“Lihat ini!” Kakek Wol memperlihatkan Kenzie sebuah piala.
“Piala apa ini, Kek?” tanya Kenzie heran.
“Kakek menang kejuaraan catur di kota. Selain piala, Kakek juga dapat hadiah uang.”
“Wah, kakek hebat!” puji kenzie.
“Semua berkat bukumu ini,” Kakek Wol memperlihatkan buku tentang catur di tangannya.
“Wah, itu bukuku!” seru kenzie gembira. Sebulan lalu ia meminjamkan buku tentang catur itu pada Kakek Wol.
“Uang hadiahnya sangat banyak. Kakek beri sebagian untukmu, ya! Belilah buku yang bermanfaat. Agar bisa berbagi lagi,” kata kakek Wol.
Kenzie senang sekali. Ia berjanji akan membelikan buku yang bermanfaat untuk Kurcaci lain.
Bambang Irwanto
Dimuat di Majalah Bobo |
Kenzie ingin sekali seperti Pak Royal dan Nyonya Maural. Ia ingin membagikan sesuatu pada kurcaci lain. Rasanya Kenzie bahagia sekali melihat kurcaci tersenyum senang, saat menerima pemberian dari Pak Royal dan Nyonya Maural.
Bruk.. tanpa sengaja Kenzie tersandung. Seketika ia terjerambab ke tanah. Kantong jamurnya terlempar dan isinya berhamburan kemana-mana. Bajunya kotor penuh debu.
“Aduh,” keluh Kenzie sambil berusaha bangkit.
“Wah, kamu kenapa Kenzie?” tiba-tiba Kakek Wol kurcaci melintas di dekat kenzie. Kakek Wol segera menolong Kenzie.
“Terima kasih, kakek Wol,” ucap Kenzie.
“Sama-sama, Kenzie. Tadi kamu berjalan sambil melamun, ya?” tebak Kakek Wol.
Kenzie tersipu malu. “Iya, Kakek Wol.”
“Apa yang kamu pikirkan. Ayo, cerita pada Kakek!”
Ragu-ragu Kenzie bercerita pada Kakek Wol. Kakek Wol malah tertawa mendengar cerita Kenzie.
“Kenapa Kakek Wol tertawa?” kening Kenzie berkerut.
“Kamu tidak usah sedih. Kamu bisa berbagi kok. Coba ingat-ingat, apa yang kamu punyai untuk berbagi?”
Kenzie terdiam sejenak. “Aku tidak punya apa-apa untuk dibagi Kakek Wol,” ucap Kenzie sedih.
“Ada. Pulanglah, lalu ingat-ingatlah. Nanti kalau sudah ketemu, jangan lupa bagi pada Kakek, ya,” kakek Wol menepuk pundak Kenzie.
Kenzie melanjutkan perjalanan pulang. Ia masih belum mengerti, apa yang dimaksud kakek Wol.
Sampai di rumah, Kenzie segera mengamati isi rumahnya. Ia tidak mempunyai banyak barang berharga. Hanya ada dua kursi, satu meja, tempat tidur, lemari dan alat-alat memasak. Tidak mungkin ia membagi semua benda itu pada kurcaci lain. Selain itu, Kenzie hanya mempunyai banyak buku-buku. Kenzie memang selalu membeli buku, karena ia suka membaca.
Toktoktok...tiba-tiba terdengar ada yang mengetuk pintu rumah Kenzie. Kenzie segera membuka pintu. Ternyata Alilo kurcaci, tetangganya yang datang.
“Halo Kenzie, aku datang membawakan buah cerri untukmu,” Alilo menyerahkan sekeranjang Cerri pada Kenzie.
Kenzie terbelalak. “Ini untukku? Banyak sekali. Hasil panen cerrimu banyak, ya?”
Alilo mengangguk. “Itu karena kemarin kamu meminjamkan buku tentang cara memanam cerri yang baik. Tanaman cerriku tumbuh subur.”
“Wah, senangnya!” seru kenzie ikut senang.
Tidak lama datang Nyonya Kelly. Ia membawa kue bolu panggang cokelat yang asapnya masih mengepul. Baunya harum. Rasanya pasti lezat sekali, gumam Kenzie berselera.
“Kenzie.. ini untukmu,” Nyonya Kelly menyerahkan bolu cokelat panggang.
“Wah, Nyonya Kelly sudah pandai membuat kue?”
“Iya, kemarin kamu meminjamkan buku mengolah berbagai makanan dari jamur. Bolu ini dari jamur.”
Kenzie senang sekali. Kini Nyonya kelly bisa membuat aneka kue dan masakan dari jamur.
Sorenya Bu Regi datang ke rumah Kenzie. Ia membawa sepasang baju kurcaci, lengkap dengan topi dan sepatu. Bu Regi adalah penjahit baju kurcaci.
“Hai Kenzie, ini untukmu. Untung dulu kamu meminjamkan buku belajar menjahit. Kini aku sudah bisa menjahit dan pelangganku sangat banyak. Aku tidak bingung mencari pekerjaan lagi,” cerita Bu Regi.
Kenzie bahagia sekali. ia tidak mengira buku-bukunya itu ada manfaat juga. Tidak percuma aku meminjamkan buku pada mereka, gumam Kenzie.
Buku-bukuku... Kenzie terkejut sendiri. Ah kini aku tahu..
Kenzie segera berlari ke rumah Kakek Wol. Ia ingin segera memberi tahu kabar gembira ini pada Kakek Wol. Kakek Wol menyambut hangat kedatangan kenzie.
“Kakek Wol, kini aku tahu. Ternyata aku punya sesuatu yang bisa aku bagi pada kurcaci lain.”
“O ya, apa itu?” tanya kakek Wol ingin tahu.
“Buku-bukuku. Aku bisa meminjamkan pada kurcaci lain. Aku berbagi ilmu bermanfaat pada mereka,” jawab Kenzie.
Kakek Wol tersenyum lebar. “Kini kamu mengerti maksudku. Itulah hartamu yang bisa kamu bagi untuk kurcaci lain. Masuklah, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu.”
“Apa itu, kakek?” lagi-lagi kakek Wol membuat Kenzie penasaran.
“Lihat ini!” Kakek Wol memperlihatkan Kenzie sebuah piala.
“Piala apa ini, Kek?” tanya Kenzie heran.
“Kakek menang kejuaraan catur di kota. Selain piala, Kakek juga dapat hadiah uang.”
“Wah, kakek hebat!” puji kenzie.
“Semua berkat bukumu ini,” Kakek Wol memperlihatkan buku tentang catur di tangannya.
“Wah, itu bukuku!” seru kenzie gembira. Sebulan lalu ia meminjamkan buku tentang catur itu pada Kakek Wol.
“Uang hadiahnya sangat banyak. Kakek beri sebagian untukmu, ya! Belilah buku yang bermanfaat. Agar bisa berbagi lagi,” kata kakek Wol.
Kenzie senang sekali. Ia berjanji akan membelikan buku yang bermanfaat untuk Kurcaci lain.
Bambang Irwanto