Salam, Sahabat Kurcaci Pos. Apa kabar semuanya? Kali ini Kurcaci Pos akan berbagi tips 3 cara menyelesaikan konflik cerita anak.
Jadi, konflik cerita itu harus ada dalam cerita. Konflik itulah yang akan diselesaikan oleh tokoh cerita. Konflik cerita inilah yang dikembangkan, sehingga menjadi alur berliku dan menarik. Nah, dari konflik ini juga, nanti akan didapatkan pesan moral yang bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.
Terkadang ya, Kurcaci Pos membaca sebuah cerita anak. Jadi cara berceritanya sudah asyik dan seru. Tapi karena tidak ada konflik, maka ceritanya datar saja dan seperti membaca buku harian. Akhirnya kurang seru, dan malah terkadang membosankan. Ini bisa membuat pembaca tidak meneruskan membaca cerita kita sampai tuntas.
Kembali ke soal konflik cerita, Kurcaci Pos beri satiucontoh, ya! Misalnya nih. Konfliknya si Mira ingin sekali membeli tas baru. Sebabnya tasnya yang lama sudah robek, dan beberapa kali dijahit. Sayangnya, Ibu belum ada uang untuk membelikan Mira tas baru.
Nah, apa yang akan Mira lakukan, ya? Apakah dia akan menunggu Ibu sampai mendapatkan uang membeli tas baru? Atau Mira punya tabungan dan membeli tas baru? Atau ada yang memberi Mira hadiah? konflik inilah yang harus diselesaikan dalam cerita.
O, iya. Konflik cerita itu tidak hanya datang dari tokoh utama, lho. Konflik juga bisa datang dari tokoh pendukung. Misalnya Mira adalah tokoh utama. Mira punya teman namanya Winni. Nah, Winni ini yang punya konflik tasnya sudah usang dan robek, jadi harus beli yang baru. Tapi Winni belum punya uang.
Lalu bagaimana car menyelesaikan konflik cerita anak, ya? Nah seperti janji Kurcaci Pos tadi, maka Kurcaci Pos akan berbagi tips 3 cara menyelesailan konflik pada cerita anak. Tips ini Kurcaci Pos susun sesuai pengalaman menulis Kurcaci Pos yang masih seuprit, ya. Jadi bila ada kurangnya, Kurcaci Pos minta maaf.
Misalnya nih, Mira ingat kalau Bu Nina tetangga rumahnya adalah pembuat kue. Maka Mira menawarkan diri membantu Bu Mira menjajakan kue atau mengantar kue pesanan. Bisa juga nih, Mira ingat ia punya celengan. Tapi uangnya belum cukup. Maka Mira ada ide membuat dompet dari kain perca. Biar nyambung, bisa dibuat Ibu Mira adalah seorang penjahit.
Jadi nanti Winni yang membantu Mira. Misalnya saja, Winni mengajak Mira membantu mamanya menjajakan kue. Bisa juga, Winni memecahkan celengannya, lalu membelikan tas baru buat Mira. Bisa juga, Winni dibantu temannya lagi, bernama Sasa. Winni dan Sasa patungan untuk membelikan Mira tas baru.
Jadi bisa saja dibalik. Mira mengajak Winni membantu mamanya berjualan kue. Mira mengajak Winni membuat dompet atau boneka dari kain perca untuk dijual. Bisa juga, Mira memberikan tas miliknya yang masih layak pakai.
Jadi penyelesaikan konflik dalam cerita itu bisa beragam, Sahabat Kurcaci Pos. Hanya perlu di ingat, penyelesaian konflim harus pas dan sesuai ya. Jadi kuncinya, saat memikirkan pengembangan konflik, jangan berpikiran satu arah saja, tapi kembangkan imajinasi seluas-luasnya.
Bagaimana? Sudah paham soal penyelesaian konflik kan? Yuk, lanjutkan ceritanya kalau yang belum ada konflik atau mentok di pengembangan konflik. Pokoknya terus semangat menulis. Salam semangat menulis.
Tips 3 Cara Menyelesaiakn Konflik Cerita Anak |
Jadi, konflik cerita itu harus ada dalam cerita. Konflik itulah yang akan diselesaikan oleh tokoh cerita. Konflik cerita inilah yang dikembangkan, sehingga menjadi alur berliku dan menarik. Nah, dari konflik ini juga, nanti akan didapatkan pesan moral yang bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.
Terkadang ya, Kurcaci Pos membaca sebuah cerita anak. Jadi cara berceritanya sudah asyik dan seru. Tapi karena tidak ada konflik, maka ceritanya datar saja dan seperti membaca buku harian. Akhirnya kurang seru, dan malah terkadang membosankan. Ini bisa membuat pembaca tidak meneruskan membaca cerita kita sampai tuntas.
Kembali ke soal konflik cerita, Kurcaci Pos beri satiucontoh, ya! Misalnya nih. Konfliknya si Mira ingin sekali membeli tas baru. Sebabnya tasnya yang lama sudah robek, dan beberapa kali dijahit. Sayangnya, Ibu belum ada uang untuk membelikan Mira tas baru.
Nah, apa yang akan Mira lakukan, ya? Apakah dia akan menunggu Ibu sampai mendapatkan uang membeli tas baru? Atau Mira punya tabungan dan membeli tas baru? Atau ada yang memberi Mira hadiah? konflik inilah yang harus diselesaikan dalam cerita.
O, iya. Konflik cerita itu tidak hanya datang dari tokoh utama, lho. Konflik juga bisa datang dari tokoh pendukung. Misalnya Mira adalah tokoh utama. Mira punya teman namanya Winni. Nah, Winni ini yang punya konflik tasnya sudah usang dan robek, jadi harus beli yang baru. Tapi Winni belum punya uang.
Lalu bagaimana car menyelesaikan konflik cerita anak, ya? Nah seperti janji Kurcaci Pos tadi, maka Kurcaci Pos akan berbagi tips 3 cara menyelesailan konflik pada cerita anak. Tips ini Kurcaci Pos susun sesuai pengalaman menulis Kurcaci Pos yang masih seuprit, ya. Jadi bila ada kurangnya, Kurcaci Pos minta maaf.
Tips 3 Cara Menyelesailan Konflik Cerita Anak
Konflik Tokoh Utama diselesaikan oleh Tokoh Utama
Pertama, konflik dari tokoh utama itu, diselesaikan oleh tokoh utama itu sendiri. Biar mudahnya, kita ambil contoh dari konflik Mira saja, ya. Nah, konfliknya kan dari Mira, maka.Mira yang akan menyelesaikan konfliknya sendiri. Mira mencari cara, bagaimana atau apa yang akan ia lakukan, agar dapat membeli tas baru.Misalnya nih, Mira ingat kalau Bu Nina tetangga rumahnya adalah pembuat kue. Maka Mira menawarkan diri membantu Bu Mira menjajakan kue atau mengantar kue pesanan. Bisa juga nih, Mira ingat ia punya celengan. Tapi uangnya belum cukup. Maka Mira ada ide membuat dompet dari kain perca. Biar nyambung, bisa dibuat Ibu Mira adalah seorang penjahit.
Konflik Tokoh Utama Dibantu Diselesaikan Tokoh Pendukung
Yang kedua adalah Konflik dari tokoh utama, namun penyelesaiannya dibantu oleh tokoh pendukung. Biar mudahnya, kita ambil contoh dari konflik Mira yang nanti penyelesaiannya dibantu oleh Winni.Jadi nanti Winni yang membantu Mira. Misalnya saja, Winni mengajak Mira membantu mamanya menjajakan kue. Bisa juga, Winni memecahkan celengannya, lalu membelikan tas baru buat Mira. Bisa juga, Winni dibantu temannya lagi, bernama Sasa. Winni dan Sasa patungan untuk membelikan Mira tas baru.
Konflik Tokoh Pendukung Dibantu Diselesaikan oleh Tokoh Utama.
Cara ketiga adalah konflik dari tokoh pendukung, namun penyelesaian konfliknya dibantu oleh tokoh utama. Jadi yang punya konflik adalah Winni yang ingin tas baru. Nah, Mira yang membantu Winni.Jadi bisa saja dibalik. Mira mengajak Winni membantu mamanya berjualan kue. Mira mengajak Winni membuat dompet atau boneka dari kain perca untuk dijual. Bisa juga, Mira memberikan tas miliknya yang masih layak pakai.
Jadi penyelesaikan konflik dalam cerita itu bisa beragam, Sahabat Kurcaci Pos. Hanya perlu di ingat, penyelesaian konflim harus pas dan sesuai ya. Jadi kuncinya, saat memikirkan pengembangan konflik, jangan berpikiran satu arah saja, tapi kembangkan imajinasi seluas-luasnya.
Bagaimana? Sudah paham soal penyelesaian konflik kan? Yuk, lanjutkan ceritanya kalau yang belum ada konflik atau mentok di pengembangan konflik. Pokoknya terus semangat menulis. Salam semangat menulis.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete