Tips Menulis Ending Cerita Anak - Salam, Sahabat Kurcaci Pos. Apa kabar semua? Masih semangat menulis, kan.. Harus, dong! Soalnya semakin terus menulis, maka menulis itu akan lebih mudah, cepat, menyenangkan, dan membawa bahagia.
Nah, kali ini Kurcaci Pos mau sharing seputar ending cerita
anak, ya. Soalnya banyak yang bertanya pada Kurcaci Pos, bagaimana sih, ending
cerita anak itu. Apa harus selalu happy ending atau menyenangkan? Atau bisa
menggunakan ending lainnya.
Nah, biar lebih jelas, yuk simak penjelasan Kurcaci Pos. O,
iya. Ini disusun berdasarkan pengalaman menulis Kurcaci Pos yang masih seuprit,
ya. Jadi kalau ada kekurangan, mohon dimaafkan. Dan semoga bermanfaat.
Tips Menulis Ending Cerita Anak
Happy Ending
Ending cerita anak itu, memang lebih banyak menerapkan happy
ending atau bahagia. Dan memang pembaca suka dengan ending cerita yang bahagia.
Kalau tokoh dalan cerita bahagia, rasanya pembaca ikut merasakan bahagia.
Nah, happy ending ini memang berhubungan dengan sesuatu yang
membuat tokoh dalam cerita bahagia, senang, ceria, suka dan sebagainya. Jadi tokohnya
di akhirnya cerita mendapatkan apa yang ia inginkan atau apa yang diharapkan
tercapai. Bisa juga tokohnya bertemu dengan sesuatu yang sudah lama dinantinya,
atau bisa juga bahagia karena berhasil melakukan sesuatu.
Misalnya, tokoh ceritanya ingin mempunyai tas baru, maka di
akhir cerita tokohnya akan mendapatkan tas baru. Tokohnya ingin sekali pergi ke
suatu tempat, maka di akhir cerita tokohnya bisa ke tempat itu. Atau juga,
tokohnya ingin membahagiakan tokoh lain dalam cerita, maka semua itu bisa
diwujudkan.
Contoh Cerita happy Ending : https://www.rumahkurcacipos.com/2018/08/gaun-istimewa-listy.html
Contoh Cerita happy Ending : https://www.rumahkurcacipos.com/2018/08/gaun-istimewa-listy.html
Sad Ending
Sad ending itu kebalikan dari happy ending, yaitu akhir
ceritanya tidak menyenangkan. Kok tidak menyenangkan? Bukannya sad ending itu
akhir cerita yang sedih atau menyedihkan?
Ya! Untuk cerita anak, kurcaci Pos tidak menyebut sad ending
itu akhir cerita yang sedih atau menyedihkan, tapi Kurcaci menyebutnya tidak
menyenangkan. Jadi tokoh dalam cerita mendapatkan atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan.
Misalnya, tokoh dalam cerita itu suka jahil pada temannya.
Nah, di akhir cerita dia mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, yang
menbuat dia jera dan tidak jahil lagi. Atau bisa juga, tokohnya ingin beli tas
baru, tapi dia jajan terus. Ya, di akhir cerita si tokoh tidak dapat tas baru.
Untuk cerita anak, Kurcaci Pos menghindari menulis ending
sedih atau menyedihkan. Misalnya kematian. Karena tujuan Kurcaci Pos menulis
cerita bukan membuat pembaca sedih, tapi lebih menekankan pesan moralnya , ada
sesuatu yang didapat, setelah membaca cerita yang Kurcaci Pos tulis.
Contoh cerita yang Sad Ending : Si Penukar Rahasia
Contoh cerita yang Sad Ending : Si Penukar Rahasia
Twist Ending
Twist ending bisa diterapkan juga dalam cerita anak, lho.
Twist ending adalah ending tak terduga dan juga bisa mengejutkan pembaca.
Misalnya nih, pembaca mengira endingnya tokohnya akan mendapatkan sesuatu,
ternyata endingnya tidak. Atau pembaca mengira yang mengambil buku di
perpustakaan si Beno, ternyata si Dirli.
Jadi untuk twist ending ini, Sahabat Kurcaci Pos sejak
awal cerita harus menggiring pembaca
mengira endingnya A. Ternyata menjelang akhir cerita, endingnya kita belokkan
jadi ending B atau C. Jadi saat pertama kali menentukan ending, langsung
tentukan ending twistnya. Makanya Sahabat Kurcaci jangan sekali-sekali
membocorkan kunci jawabannya di alur cerita, kalau endingnya A.
Nah, itu dia ending yang sering kurcaci Pos pakai dalam
menulis cerita anak. Tentunya ending-ending tersebut bisa Sahabat Kurcaci Pos
pakai juga saat menulis cerita anak. Hanya perlu diperhatikan, ending cerita
harus pas dan sesuai, ya!
Karena tiap cerita itu, kebutuhan endingnya berbeda-beda.
Jadi pikirkan, oh cerita ini kayakna lebih bagus happy ending. Cerita ini
bagusnya sad ending. Nah, kalau ini pasnya twist ending. Sahabat Kurcaci Pos
harus terus kembangkan imajinasi saat menulis cerita anak.
Contih Cerita Twist Ending :Cangkir-Cangkir Ibu
Contih Cerita Twist Ending :Cangkir-Cangkir Ibu
O, iya, Sahabat Kurcaci perlu juga perhatikan hal-hal
berikut untuk ending cerita anak ya :
Ending cerita anak itu, harus tuntas dan selesai. Saat
ending, konflik cerita sudah selesai dan pembaca anak-anak mendapat solusi dari
konflik tersebut.
Hindari memakai ending menggantung. Soalnya daya nalar
pembaca anak belum seluas pembaca remaja atau dewasa yang bisa menyimpulkan
sendiri akhir sebuah cerita. Pembaca anak harus diberi kepastian.
Nah, demikian tips dari Kurcaci Pos seputar menulis ending
cerita anak. Semoga bermanfaat, ya. Salam semangat menulis.
Kurcaci Pos
0 Response to "Tips Menulis Ending Cerita Anak"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.