Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 di Indonesia sudah berlangsung. Dan kali ini sesuai pengamatan saya, anak-anak pun sangat antusias. Walau mereka belum mempunyai hak pilih. Setidaknya aura pemilu ikut mereka rasakan.
Banyak kejadian lucu dan bikin tertawa ngakak. Salah satunya ada video anak menangis dan merajuk pada orang tua. Ternyata ia ingin mencoblos juga. Ada juga anak yang merengek-rengek ingin jari kelingkingnya dicelup ke tinta pemilu, biat nanti bisa dapat diskon juga hehehe.
Khusus krucil saya yang sudah smp kelas 2 dan berusia 14 tahun, dia cukup antusias menyimak pemilu kali ini. Bahkan sesekali dia berceloteh tentang paslon 1, 2, dan 3. Saat perhitungan suara pun, dia ikut mengikuti.
Hanya saja, saat dia mulai jauh bicara hal ini itu seputar paslon, segera saya rem. Anak-anak cukup tahu soal politik sedikit saja. Nanti seiring waktu, biar dia tahu sesuai usianya hehehe.
Anak-Anak dan Proses Pemilu
Sebenarnya seputar proses pemilu ini, sudah tidak asing lagi anak-anak. Mulai dari pencalonan paslon, kampanye, sampai pencoplosan. Sebabnya, anak-anak secara tidak langsung sudah diperkenalkan. Memilih sesuatu sesuai keinginan, lalu nanti yang terpilih adalah dari hasil suara terbanyak.
Nah, darimana saja anak-anak bisa belajar proses pemilu, ya?
Di Lingkungan Teman Bermain
Saat kecil itu, paling seru dan asyik saat sore hari bermain di taman atau tanah lapang. Apalagi kalau banyak anak yang datang. Nah, pasti akan ada yang usul, mau bermain apa hari ini? Lalu banyak pilihan, yang terkadang tanpa sadar ada anak berkata kasar karena mempertahankan pendapatnya. Apalagi kalau anaknya campur laki-laki dan perempuan.
Ada yang mau main petak umpet, gobak sodor, dan benten, dan lainnya. Pastinya pemainan itu harus bisa dimainaan oleh anak laki-laki dan perempuan. Nah, suara terbanyak, itulah permainan yang akan dimainkan.
Lainya saat akan belajar kelompok. Biasanya kan, anggotanya lebih dari 3 orang bisa 4-5 orang. Mulailah sibuk memilih, hari ini mau kerja kelompok di rumah siapa. Pasti ada perdebatan juga. Si Andi mau di rumah si Faiz, karena dekat rumahnya. Si Lukiano maunya di rumah Ayyup karena ada pohon mangganya, dan lainnya.
Di rumah
Saat akan pergi liburan, sang ayah mengumpulkan semua anggota keluarga di ruang tengah. Lalu ayah memberi 3 pilihan tempat liburan. Pertama liburan ke rumah kakek nenek di Yogyakarta. Kedua liburan dalam kota saja plus staycation di hotel. Pilihan liburan di rumah saja, namun nanti tiap anak mendapat hadiah sesuai keinginannya.
Nah, nanti kan, tiap anggota keluarga akan memilih suara yang terbanyak mau pergi liburan ke mana. Pastinya akan ada adu argumen juga dan mempertahankan pilihan liburan masing-masing. Tapi tetap akan berangkat liburan sesuai pilihan terbanyak.
Soal pemilihan liburan itu, hanya salah satu contoh saja. Pastinya saat banyak hal-hal yang memgharuskan anggota keluarga memilih. Misalnya dari memilih hewan peliharaan, memilih bimbingan belajar online dan lainnya.
Di Sekolah
Sebenarnya di sekolah pun sudah dikenalkan sistem pemilu juga. Misalnya di tingkat SD sampai SMUada pemilihan ketua kelas. Ada 3 calon ketua kelas. Kemudian seluruh siswa di kelas akan memberikan suaranya. Siapa yang ppaling banyak dipilih, akan menjadi ketua kelas. Lalu yang suara terbanyak kedua, biasanya menjadi wakil ketua kelas.
Nah, kalau di SMP dan SMU ada lagi pemiliha ketua osis. Ini justru prosesnya sudah mirip pemilu. Calon ketua osis dan wakilnya akan berkampanye juga memberitahu apa saja misinya saat menjadi ketua osis dan wakilnya. Nantinya juga yang terpilih berdasarkan hasil suara terbanyak.
Manfaat Proses Pemilu Bagi Anak-Anak
Proses memilih sesuatu, bukan hanya mendapatkan suara terbanyak dan melaksanakan hal itu, ya. Tapi pastinya banyak manfaat juga bagi anak-anak. Dan berikut yang akan dirasakan oleh anak-anak.
Memilih dari Hati
Pertama proses pemilu ini mengajarkan kepada anak-anak, untuk memilih dari hati, sesuai dengan pilihannya sendiri. Jadi bukan sekadar ikut-ikutan atau setia teman. Padahal jangan asal kompak. nanti malah menyesal sendiri.
Mengajarkan Demokrasi
Proses pemilu mengajarkan demokrasi yang merupakan bentuk pemerintahan di Indonesia. Bagaimana setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mengambil keputusan. Dan proses ini dilakukan, karena memang yang akan menjalani kita juga.
Saling Menghargai
Proses pemilu ini mengajarkan kepada anak-anak untuk saling menghargai setiap keputusan. Dan sesuai pengalaman sejak kecil, saya senang-senang saja lanjut bermain gobak sodor, padahal awalnya saya memilih main benten. Saya tetap berteman baik dengan ketua kelas saya, walau awalnya saya memilih sang wakil.
Bersama-sama Menjalani Keputusan
Oemilu ini mengajar kepada anak untuk menjalan atau melakukan seusai keputusan. Kalau liburan ke rumah nenek sudah diputuskan, maka yang awalnya mau liburan ke pantai, harus menerima dan melakukan dengan baik. Kalau ngambek dan tidak mau ikut, dan memilih di rumah saja, bisa drama lagi. Siapa yang akan mengawasi selama di rumah.
Begitu juga saat ketua osis dan wakil sudah terpilih, seluruh siswa-siswi harus menjalankan program yang sudah disusun. Misalnya ada kegiatan bersih-bersih setiap 2 minggu sekali. Kalau ada yang lalai, bisa ikut mengacaukan juga.
Nah, itu dia manfaat dari proses pemilu. Secara garis besar, sangat mengajarkan anak-anak. Jadi seharusnya saat dewasa dan sudah mempunyai hak pilih, sudah terbiasa menjalankannya. Soal beda pilihan juga hal biasa. Yang penting, siapapun yang terpilih, bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi. Aamiin.
Bambang Irwanto
Cukup bikin emosi sih, pemilu kali ini. Selalu ada pihak yang kurang puas dengan hasil pemilu, terutama yang kalah hehe. Tapi buat anak-anak, mereka jadi belajar menghargai perbedaan pilihan. Dan setelah pemilu usai, mari bersatu lagi untuk membangun Indoesia lebih maju.
ReplyDeleteiya juga ya. menjadi anak-anak tuh menyenangkan. Setelah pemilihan umum, mau itu milih liburan, ketua kelas atau ketua OSIS. Mereka santai saja. menerima dan menjalankan keputusan tanpa drama cekcok setelahnya. Meski bukan itu pilihan mereka. Orang dewasa harus belajar dari anak-anak nih.
ReplyDeletepemilu kali ini alhamdulillah aman ya. Buat anak-anak sebenarnya juga mulai uji coba pemilu saat usia sekolah SMP atau SMA di lingkungan sekolah. Siapun yang terpilih yang penting amanah
ReplyDeletepenting bagi anak-anak untuk mengenalkan menghargai keputusan yang sudah dibuat, kalau menang jangan sombong, kalau kalah harus terima secara legowo
ReplyDeleteAnak-anakku juga mulai mempelajari tentang proses pemilu. Untunglah, di sini gesekan antar pendukung hanya di medsos saja, sedangkan di kehidupan nyata relatif aman. Menjadi pelajaran yang baik buat anak anak
ReplyDeleteAnak-anak saya antusias juga dengan proses pemilihan umum tahun ini. Walaupun belum punya hak pilih, mereka ikut juga ke TPS menemani orangtuanya. Mereka banyak nanya juga hal-hal yang berhubungan dengan pemilu ini
ReplyDeleteSebenarnya anak-anak sudah belajar tentang pemilu dari kegiatan mereka sehari-hari. Seperti memilih permainan atau mau main ke mana, dan seperti memilih ketua kelas atau ketua OSIS, itu juga proses demokrasi ya...
ReplyDeleteAnak sy yg usia 8 tahun mungkin udah lebih paham.. dia menanyakan saya pilih apa.. saya bilang rahasia hehehe
ReplyDeleteAnak anak juga sepertinya harus diedukasi memgenai demokrasi. Agar mereka punya pendirian dan pilihan yg tepat di saat mereka memiliki hak pilih
ReplyDeleteProses Pemilu tahun ini bisa jadi untuk tahap belajarnya anak-anak untuk mengerti bahwa pemimpin di negeri ini bersdasarkan suara terbanyak. Semoga anak-anak bisa mencobtoh yg baik, bukan karena kalah terus gak terima.
ReplyDeleteDan ya, anak-anak bisa belajar pemilu di sekolah ketika mengadakan ketua OSIS. Meskipun udah punya jagoan, tapi kalau jagoannya gak menang ya harus tetap menerima ketuanOSIS baru yg terpilih.
Banyak moemn yang bisa dihadirkan ala ala pemilu ya sebenarnya untuk anak-anak. Membiasakan si kecil untuk menyuarakan pendapat, menentukan pilihan, termasuk menjalani bersama-sama kesepakatan yang sudah dibuat setelahnya. Bahkan saat bermain pun bisa jadi salah satunya.
ReplyDeleteWah iya, seru juga ya melihat anak-anak juga antusias terhadap pemilu. Ada banyak pelajaran yang bisa mereka dapatkan. Kelak kalau mereka besar nanti, itu bisa jadi kenangan kalau ternyata mereka sudah terlibat dengan pemilu sejak dini, ya setidaknya meski dalam bentuk antusisme dulu.
ReplyDeleteAnak-anak di rumah, khusunya yang nomor dua, rasa tahunya akan pemilu snagat besar. Bahkan sejak jauh seblum hari H, dia sudah menentukan mau pilih presiden yang mana, dan kenapa milih dia. Lucu saja melihat tingkah anak-anak di pemilu kali ini
ReplyDeleteKemarin anakku juga ribut ini, mas Bams.
ReplyDeleteRibut karena "Buat apa kita pemilu?"
Sedangkan pertanyaan si kakak "Mamah kenapa milih paslon tersebut?"
Nah, kan jadi bahan diskusi seru untuk mengenalkan anak dengan tanggunjawab dan konsekuensi nih yaa.. Pemilu mengajarkan kita semua untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kata hati.
Wah, seru banget ya proses pemilu ini bisa jadi pelajaran berharga buat anak-anak sejak dini. Selain belajar memilih sesuatu dari hati, juga tentang pentingnya demokrasi dan saling menghargai pilihan orang lain. Semoga mereka bisa mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dan nanti saat dewasa, ya! 🗳️🌟
ReplyDeleteBagus banget kak edukasi soal Pemilu ini untuk anak-anak, dengan begitu anak-anak akan mulai belajar memilih dari hal-hal kecil di rumah, sehingga dia terbiasa, kedepannya sampai nanti dia akan mengambil keputusan hal yang lebih besar kelak dia dewasa yaitu untuk kemajuan negaranya
ReplyDeletePemilu yang menguras emosi tahun ini
ReplyDeleteBanyak anomali, pelanggaran hukum dan masih banyak lagi
Harapannya anak anak sedari mungkin bisa paham tentang proses pemilu yang baik, agar kelak bisa menghadirkan pemilu yang luberjurdil
Pemilu juga bisa mengajarkan caranya memilih dan menghargai bagi anak-anak ternyata ya pak. Momen pemilu ini di lingkungan ku juga bukan hanya dibicarakan oleh para orang dewasa, tapi juga anak-anak yang semangat menyerukan paslonnya masing-maisng, hihi lucu banget.
ReplyDeleteAh iya si anak jadi belajar demokrasi, bisa mulai menyampaikan pendapatnya tentang sosok yang akan menjadi pemimpin. Mungkin dari situ juga bakal memunculkan inspirasi dia sebagai seorang pimpinan juga ya
ReplyDeleteAnakku malah excited sekali menlihat quick count pemilu ini. Dia pura-pura milih gitu, 1, 2, atau 3. Dan semangat banget kalau pilihannya menang walaupun cuma ikut-ikutan milih nomor tertentu hehe
ReplyDeletesaya gak kepikiran loh mengaitkan pemilu dengan ruang lingkung kehidupan sehari anak-anak. padahal secara konsep sama persis ya, yang berbeda hanya soal tentang apa. Ternyata secara gak langsung proses demokrasi sudah dilakukan dirumah, mulai dari memilih menu makan, baju yang mau dipakai, mau makan diluar dimana sampai memilih model sepatu dan mainan. Ada baiknya memang memberikan anak-anak pilihan keinginannya, sehingga anak tahu apa keinginan mereka, meminta pendapat orang tua dan menghargai pendapat dari luar dirinya.
ReplyDeleteTernyata banyak juga yaahh manfaat positif untuk anak tentang proses pemilu ini, memang baik kalau sudah diterapkan atau diketahui sejak kecil.
ReplyDeleteIni juga ya Pak, sebenarnya anak-anak udah belajar pemilu dari sejak dini dimulai dari lingkungan rumah sampai sekolah. Barunya kalau selama ini kayak milih ketua kelas itu udah termasuk pemilu untuk anak-anak dan Emang mengajarkan demokrasi sejak dini juga saling menghargai
ReplyDeleteSaya juga punya pengalaman yang sama, Pak. Kemarin pas tugas, ada anak yang mau ikut ibunya masuk ke bilik suara, katanya pengin tahu...haha... ada-ada aja tingkah anak-anak.
ReplyDeleteNah anak-anak memang sudah perlu dipahamkan mengenai proses pemilu ya tapi untuk urusan politik memang perlu batasan. Setidaknya mereka tahu ya manfaat dari memilih pemimpin atau calon wakil rakyat yang ada dalam proses pemilu
ReplyDeleteAnakku yang baru kelas 6 SD kemarin ikut penasaran juga tentang proses pemilu ini. Sampe mau ikut ke TPS.. hehe. Hypenya pemilu tahun ini tuh emang beda juga soalnya ya pak, lebih rameeee.. Hihi.
ReplyDelete