“Mama jahat! Aku tidak benci Mama!” begitu ucap Mirza kepada mamanya. Anak laki-laki usia 5 tahun itu kesal, karena mama tidak menuruti permintaannya untuk jajan es. Sebabnya sudah 2 hari Mirza pilek.
Pasti pernah mendengar anak berkata kasar seperti itu kepada orang tua kan? Sangat spontan sehingga membuat orang tua kaget. Padahal seingat orang tua, tidak pernah mengajarkan anak berkata seperti itu. Lalu bagaimana anak bisa berkata kasar, ya?
Kenapa Anak Berkata Kasar?
Berbicara kasar adalah ketika seseorang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas atau mengandung unsur penghinaan kepada orang lain. Tanpa disadari hal ini akan berdampak negatif, baik bagi diri sendiri. Maupun pada orang lain.
Bagi anak-anak, berkata kasar itu pastinya tidak secara langsung dilakukan anak-anak. Pasti ada prosesnya. Dan pengaruh paling besar adalah karena mendengar ucapan kasar itu dari orang lain. Darimana anak berkata kasar?
Mengikut Teman
Pastinya orang tua tidak bisa mengawasi terus anaknya setiap detik, setiap menit, setiap jam. Pasti ada waktunya orang tua tidak bisa, bahkan tidak harus mendampingi anak menjalankan aktivitasnya, termasuk saat bergaul dengan teman, baik di rumah maupun di sekolah.
Nah, dalam proses bermain dan bergaul ini, terkadang ada anak yang mengucapkan kata kasar kepada temannya. Mungkin saat rebutan tempat bermain, teman tidka menuruti kemauannya dan sebagainya. Bahkan mungkin sekadar candaan.
Namun seiring waktu, lama kelamaan anak lain akan ikut-ikutan juga. Anak satu anak membalas mengucapkan kata kasar, saat temanya mengucap kata kasar kepadanya. Akhirnya kata-kata kasar itu dianggap lumrah dan bisa diucapkan. Misalnya Tolol, goblok, anjir, termasuk asu. Bahkan kata bajingan juga.
Dari Tontonan dan Bacaan
Seiring era digital, maka anak semakin mudah mendapatkan tontonan juga bacaan. Bisa diakses dari smartphone kapan saja dan di mana saja.Berbeda dengan zaman dulu, hanya ada majalah dan buku anak. Sekarang bisa dari youtube juga.
Apalagi kan, sudah biasa orang tua menyodorkan anaknya hape. Awalnya biar anaknya anteng, dan orang tua bisa meneruskan aktivitasnya. Namun lama kelamaan, anak-anak jadi merengek minta mainan hape, lalu tanpa mengawasan, bisa menonton.
Namun sebenar, pengaruh ucapan kasar itu sudah ada sejak dulu.Saya ingat sekali, anak tetangga saya tiba-tiba mengatakan mamanya jahat. Setelah saya amati ternyata dia meniru dari ucapan tokoh Sinchan yang dia tonton kartunnya di televisi. Dan saat saya cek komiknya, owalah, Sinchan memang sering mengucapkan itu.
Padahal seharusnya dihindari ucapan kasar atau mengumpat pada tomtonan dan bacaan anak. Saat saya mengajar menulis cerita anak di kelas Kurcaci Pos, saya terus menekankan, tidak boleh ada ucapan kasar dari tokoh ceritanya, karena akan ditiru oleh anak-nak.
Jadi orang tua hrus selektif memilihkan bacaan dan tontonan untuk anak. Makanya di setiap tontonan, ada ikon tontonan dengan bimbingan orang tua. Anak-anak harus membaca dan menonton sesuatu sesuai usianya.
Ucapan Orang Tua
Anak itu peniru ulung. Termasuk meniru apa yang dilakukan dan diucapkan oleh orang tuanya. Salah satu sebab anak berkata kasar, karena meniru ucapan orang tuanya juga. Baik dari ayah, maupun dari ibu.
Contohnya tetangga saya yang mempunyai tiga orang anak laki-laki, dan sekarang sedang mengandung anak ke 4. Astagfirullah.. itu kalau marah, anaknya dimaki-maki dan segala macam kata kasar keluar. Dari goblok, tolol, sampai anjing. Kalau sudah begini, apa nanti salah, bila meniru ucapan ibunya?
Lain lagi kakek tetangga saya, kalau kesal pada cucunya sering keceplosan ngomong brengsek lu dengan nada suara yang tinggi. Akhirnya cucunya kalau kesal, juga suaranya keras, sambil bekata kasar.
Pernah juga dua anak tetangga berdebat. Kakak adik itu sedang berebut sesuatu. Sang adik lalu bilang kakaknya.. monyet. Ternyata, saat mamanya marah, sering juga mengucapkan monyet.
Saat Anak Berkata Kasar
Saat anak berkata kasar, pastinya tidak boleh dibiarkan. Anak akan mengganggap itu hal biasa dan akhirnya akan terus berkata kasar pada siapa saja. Ini akan membawa pengaruh buruk pada tumbuh kembangnya. Lalu apa yang harus dilakukan orang tua saat anak berkata kasar?
Menegur Anak
Orang tua harus langsung menegur anak, kalau ucapan itu tidak baik. Jangan beranggapan, ah, namanya juga anak-anak. Anak-anak harus diajari hal-hal yang baik, dan dicegah melakukan hala hal yang tidak baik.
Lalu jelaskan alasannya. Karena selain tidak sopan, nanti membuat anak tidak disukai oleh orang lain. Pastinya orang lain bisa marah juga. Contohnya timbal balik. Bagaimana orang berkata kasar pada kita. Apa kita senang menerimanya.
Terus saat memberitahu, jangan pakai marah dengan suara yang tinggi. Nanti alih-alih memberitahu jangan berkata kasar, malah ini mengajari atau memberi contoh berkata kasar.
Memberi Hukuman
Bisa juga orang tua memberi hukuman yang sesuai untuk anak. Hukuman yang membuatnya jera, tapi mendidik. Misalnya menyapu halaman, memberi makan hewan peliharaan, tidak membelikan jajan, tidak boleh nonton film favoritnya, dan sebagainya.
Lebih Mengawasi Anak
Orang tua mulai meningkatkan pengawasan pada anak. Jadi bukan berarti mengikat atau mengekang anak. Awasi dan perhatikan apa yang dibaca dan ditonton. Bisa juga dengan siapa anak bermain. Ini untuk pencegahan agar anak-anak tidak terpengaruh ucapan kasar.
Jangan sampai alih-alih ingin mengajarkan anak gemar membaca, malah terpapar bacaan kuran bagus, karena kurang pemiliha dan pengawasan dari orang tua.
Orang Tua Menjaga Ucapan
Sebaiknya bukan hanya anak yang mengubah untuk tidak berkata kasar, orang tua pun juga. Soalnya nanti anak akan berpikiran, saya dilarang berkata kasar, sedangkan ayah ibu masih berkata kasar. Anak harus ada contoh dari tokoh panutan, terutama dari orang tua.
Itulah pembahasan singkat saat anak berkata kasar. Intinya peran orang tua sangat penting dan kita semua. Karena anak-anak akan terlihat lebih manis, kalau berucap santun.
Bambang Irwanto
0 Response to "Saat Anak Berkata Kasar"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.