Keponakan termuda saya baru saja berulang tahun yang ke 5 di akhir bulan April. Sebagai hadiah utamanya, papa dan mamanya memberikan sepeda baru. Soalnya sudah saatnya dipikirkan hadiah yang lebih bermanfaat. Kalau mainan kan sudah banyak, dan terkadang cepat rusak hehehe.
Maka di hari minggu yang cerah, kerena matahari bersinar hangat awan berwarna putih, mereka sekeluarga serta 1 keponakan, beramai-ramai pergi. Rencananya mereka mau berolahraga ringan dulu di Universita Indonesia Depok yang memang setipa minggu buka. Kata lainnya mau ajojing dulu hahaha. Baru kemudian lanjut membeli sepeda.
Saya biasanya diajak. Tapi kebetulan kali ini tidak ada tawaran manis dari adik saya. Soalnya tempat duduk belakang memang akan dilipat untuk taruh sepeda baru. Kalau saya ikut, mau duduk di mana? hahaha.
Pukul 12 siang, rombongan sudah pulang. Baru saja mobil berhenti depan rumah, sudah terdengar teriakan keponakan saya. “Om Bambang.... Tama sepeda baruuuu!” Buru-buru saya pun keluar. Dan Dan Tadaaaaa.... sepeda warna merah merk united sudah hadir di depan mata.
Anak dan sepeda
Hampir setiap anak menginginkan mempunyai sepeda baru. Termasuk saya. Bahkan ada anak yang memberi nama sepedanya. Misalnya si Belly hehehe.
Tapi sayangnya kalau dulu, saya hanya dapatnya sepeda mini lungsuran kakak perempuan saya hahaha. Saya ingat sekali belinya tahun 1982 dan harganya 50 ribu. Tapi sepeda itu lumayan awet juga. Bahkan saat ornag tua saya pindah tahun 2003, seoeda itu masih ada. Namun dikasih tetangga.
Tapi untungnya, kakak laki-laki saya itu belajar jualan bensin eceran. Alhamdulilah laris manis. Uangnya dia tabung dan beli sepeda BMX. Nah, sepeda itulah yang akhirnya saya pakai sampai SMP hehehe. Termasulk pernah ikut pawai sepeda hias saat acara 17 Agustus di sekolah.
Makanya wajar saja kalau keponakan saya sejak beberapa bulan lalu minta sepeda. Apalagi 2 kakaknya juga plus sepupunya sudah punya sepeda. Alhamdulillah adik saya dan ipar saya ada rezeki. Jadi boleh lah keinginannya dituruti. Apalagi ukurannya agak besar, jadi bisa dipakai lama.
Saatnya Anak Belajar Naik Sepeda
Sudah punya sepeda sendiri, jadi selanjutnya semangat belajar sepeda. Pastinya anak ada prosesnya. Dan ternyata belajar naik sepeda itu didasari oleh beberapa sebab.
Keinginan sendiri
Sangat bagus sekali saat anak mau belajar naik sepeda kerena keinginan sendiri. Jadi nantinya akan ada motivasi kuat untuk segera bisa naik sepeda. Apalagi kalau teman-teman sekitarnya sudah bisa naik sepeda semua.
Harus Didorong
Sepeda sudah lama dibelikan, tapi ada anak juga yang belum mau belajar sepeda. Padahal sepedanya sudah pas dan kakinya juga sudah sampai. Maka tugas orang terdekatnya untuk memberi semangat. Jelaskan kalau bisa naik sepeda banyak manfaatnya.
Tapi kalau memang belum mau, sebaiknyha tidak usah dipaksa. Nanti kalau sudah ada keinginan sendiri, pasti akan semangat untuk belajar naik sepeda.
Proses Anak Naik Sepeda
Setiap anak proses naik sepedanya berbeda-beda. Ada yang usianya sudah banyak dan badannya besar, tapi belum bisa naik sepeda. Tapi Justru ada anak badannya kecil dan usianya masih muda sudah mahir naik sepeda.
Foto : pexels-yankrukov |
Kebanyakan anak-anak sekarang belajar sepeda dengan menggunakan roda bantu. Tujuannya agar anak-anak naik sepeda sendiri dulu, dan tinggal diawasi saja. Anak-anak hanya berlatih mengowes dulu, juga berlatih manarik rem saat akan berhenti. Setelah lincah, baru roda bantu dilepas, dan mulai bisa dibantu belajar naik sepeda.
Setelah roda bantu dilepas, saatnya anak-anak dibantu belajar sepeda. Secara umum, sadel anak dipegang, lalu anak-anak mulai menggowes, lalu pelan-pelan dilepaskan. Nah, ini biar aman, sebaiknya memang belajarnya di taman atau lapangan.
Risiko Belajar Naik Sepeda
Saat anak belajar baik sepeda, pasti semua akan mengalami jatuh. Proses ini saat anak belajar berjalan. Makanya ada candaan, belum akan bisa naik sepeda, kalau belum jatuh lagi hahaha. Makanya dari ide anak jatuh saat belajar sepeda ini, saya tulis jadi cerita Timing Temanku, dan dimuat di Kompas Anak.
Foto :pexels-tonywuphotography |
Makanya orang tua harus terus memberi semangat. Karena siap anak berbeda. Ada yang Walau berkali-kali jatuh, tetap semangat belajar naik sepeda. Tapi ada yang sekali jatuh sudah takut. Nanti lama lagi baru mau belajar sepeda. Jadi orang tua harus terus memberi semangat anak
Kemudian saat jatuh, pasti sepeda pun ikut terjatuh. Biasanya akan ada lecet pada cat sepeda atau lainnya. Ada juga anak-anak yang sedih. Apalagi kalau sepeda baru. Jadi orang tua kembali menghibur anak. Biasanya yang paling mudah itu ucapanya, “Ga apa, nanti beli sepeda baru...” hahaha.
Perlunya Reward Saat Anak Berhasil Naik Sepeda
Saat anak berhasil.naik sepeda, maka Orang tua perlu memberi apresiasi. Tidak perlu mewah dan mahal, yang lenting anak senang.
Memberi Pujian
Reward paling mudah dan sederhana yang bisa dilakukan adalah memberi pujian pada anak. Apalagi sambil dibarengi dengan gestur. Membelai sayang rambutnya, atau memeluk hangat, akan membuat anak senang.
Memasak Makananan kesukaan
Sehabis belajar naik sepeda, pastinya anak-anak lelah juga. Jadi setelah dapat pujian, anak-anak akan tambah senang kalau dibuatkan camilan kesukaannya. Daripada jajan di luar, lebih sehat dan hemat juga. Bahkan bagus juga kalau anak-anak dilibatkan. Selain dilatih mandiri, semakin membangun kebersamaan.
Nah, itu dia cerita seputar anak dan sepeda. Pastinya setiap anak mempunyai cerita masing-masing seputar belajar naik sepeda. Dan ini membuat anak menikmati proses. Ada yang cepat bisa, ada yang perlu waktu.
Bambang Irwanto
anak kecil sekarang suka naik sepeda listrik, tapi padahal untuk belajar motorik lebih bagus pakai sepeda manual ya
ReplyDelete