} Hore Majalah Bobo 52 Tahun - Rumah Kurcaci Pos

Hore Majalah Bobo 52 Tahun

 


Hore… hari ini, Senin 14 April 2025, Majalah Bobo yang terbit di Indonesia berulang tahun yang ke 52 tahun.  Wow tidak terasa ya, Majalah Bobo sudah menemani anak-anak Indonesia sejak 14 April 1973. 

Awal Mengenal Majalah Bobo

Saya mengenal majalah Bobo itu sejak usia saya masih 5 tahun. Sekitar tahun 1981. Tapi sebenarnya, Majalah Bobo itu sudah terbit di Belanda sejak tahun 1968. Tokoh Bobo dan keluarganya pun itu adaptasi dari sana. Nah, seiring waktu,hadirlah tokoh-tokoh ikonik. Seperti Bona dan Rongrong atau Oki dan Nirmala. Dan saya beruntung bisa menghadiri pameran Growing Up with Bobo, from Netherlands to Indonesia yang berlangsung tahun 2023 dalam rangka memperingati ulang Tahun Majalah Bobo yang ke 50 tahun.

Harga Majalah Bobo saja masih 500 rupiah, lho. Waktu itu, saya masih tinggal di asrama Tentara di Jalan Rajawali Makassar. Teman-teman yang tinggal di Makassar, pasti tahu letak asrama ini yang dekat dengan Pantai Losari hehehe.

Nha, ada tetangga saya Namanya kak Baby yang langganan majalah Bobo. Waktu itu, Kak Baby sudah kelas 4 SD. Dia langganan Bobo juga dari sekolah Dasar tempat mamanya mengajar. Setiap kamis sore saat mamanya sudah pulang mengajar dan membawa majalah Bobo terbaru, Kak Baby selalu mengajak saya untuk melihat majalah Bobo.



Walau waktu itu saya belum bisa membaca, tapi saya suka melihat-lihat isi majalah Bobo. Saya pun mengenal keluarga Bobo yaitu Bapak, Emak,Coreng dan Upiek. Waktu itu Cimut belum lahir hehehe. Ada juga Paman Gembul, Bibi Titi teliti , dan Bibi Tutup Pintu. Selain itu ada Juwita sisirik, Bona dan Rongrong.  Ada Paman Kikuk, Husin dan Asta. Juga ada Oki, Nirmala, Felip, Paman Dobleh dan lain lain dari negeri dongeng. Bahkan dulu itu ada rubrik si Cici yang bercerita tentang berbagai pengetahuan. Juga ada rubrik Mari Membaca.

Langganan Majalah Bobo Sendiri

Akhirnya, saya minta pada Ibu ingin langganan majala Bobo. Ibu saya setuju. Lalu saya pun ikut berlangganan Majaah Bobo lewat mama Kak Baby. Senangnya.

Setahun kemudian, keluarga saya pindah ke rumah pribadi di jalan Monumen Emmy Saelan Makassar. Saya piun berhenti berlangganan Bobo dari sekolah mama Kak Baby mengajar. Karena sudah senang membaca majalah Bobo, akhirnya ibu mencarikan agen majalah. Beruntung, di samping tukang cukur langganan Bapak saya di daerah Perumnas, sampinngnya agen majalah. Akhirnya saya langganan Bobo lagi. Horeee…

Saya langganan majalah Bobo sampai kelas 5 SD karena agen itu ternyata pindah. Terus entah kenapa tidak langganan lagi. Kayaknya waktu itu karena kebutuhan sudah banyak hahaha. Tapi saya berusaha untuk terus membaca Bobo. 

Nah, kebetulan waktu itu, saya sempat sekolah Diniyah. Sekolahnya sore hari sampai magrib. Teman saya, Namanya Arief, dia itu langganan Bobo. Suatu saat dia membawa saat sekolah diniyah. Saat saya mau pinjam, dia bilang sewa dulu 100 rupiah, sebagai jaminan agar majalahnya jangan sampai lecek atau sobek.  Waktu peminjaman maksimal 3 hari. Jadi Arief itu sebenarnya bantu saya saja hehehe.

Wah, tentu saja saya mau. Walau tidak bisa membaca pas hari kamis, kan tunggu arief dan adik-adiknya membaca dulu. Saya bisa pinjam di hari sabru atau minggu. Tapi tida apa-apa. Yang penting terus bisa membaca Majah Bobo hahaha.

Karena membaca majalah Bobo secara konsisten dan dalam rentang waktu yang lama, maka dengan sedniri saya ingin bisa menulis cerita juga. Maka saya pun mulai belajar secara otodidak. Saya ingat sekali cerita pertama yang saya tulis itu berjudul Pangeran dan Putri Kembar hahaha. Ceritanya tentang seorang pangeran yang tersesat di hutam, lalu bertemu seorang putri yang menolongnya. Mereka lalu berpisah. 

Nah, suatu hari pangeran datang lagi, tapi ia bertemu dengan kembaran si putri. Akhirnya karena bingung memilih, pangeran memilih menikah dengan keduanya hahaha. Setelah besar saya baru tahu tuh Namanya poligami hahaha.

Saya ingat juga pernah menulis dongeng lain tentang Bulan dan Putri ikan. Isdeya, dari ibu saya yang suka mengeluuh, kalau terang bulan kok harga ikan mahal hehehe. Jadi ceirtanya ada putri ikan yang ingin sekali berenang di permukaan laut. Walau awlanya Raja ikan melarang, tapi putri ikan terus memohon. Akhirnya raja mengizinkkan. Putri ikan sangat gembira. Ia pun berenang ke pemukaan ditemani 2 ffayang ikan.

Putri ikan sangat gembira. Esok harinya ia pun Kembali ke permukaan. Kali ini bulan bersinar terang. Bulan terpesona dengan putri ikan. Ia ingin mengejar berteman, tapi putri ikan menolak dan mengusir bulan. Bulan pun kecewa.

Bulan lalu meluhat ada nelyan yang sedang encari ikan. Ia memberitahu kalau di sana ada ikan besar. Nelayan menolak karena di sana gelap, bulan akan membantu. Maka terjaringah putir ikan. Raja ikan sangat sedih, sejak saat itu ia memrirntahkan warga ikan dilarang berenang ke permukaan saat bulan bersinar terang.

Memasuki SMP, kakak Perempuan saya mulai sering beli majalah remaha. Kalau kakak cewek saya belinya Gadis da aniita. Kakak cowok saya majalah MODE dan Hai. Eh, tetangga saya langganan aneka ria. Jadilah saya malah fous belajar menulis cerpen remaja. Sampai akhirnya artikel pertama saya diuat di majalah MODE tahun 1993, dan cermin saya dimuat di majalah Anita tahun 1994

Tahun 1998 saya memutuskan  mernatau ke Jakarta. Urusan belajar menulis pun sempat meredup. Sampai akhirnya saya tahu, kalua di dekat tempat kerja saya di daerah senen, ada agen majalah di lapangan banteng. Saya pun sering mampir di sana. Dan semangat saya muncul lago saya melihat majalhBobo. Seperti ini mewujudkan Impian lama saya.

Saya pun mulai rutin membeli majalah bobo lagi. Saya pelajari lagi cerpen dan dongengnya. Hanya kendalanya mesin tik saya di Makassar. Akhirnya saat gajian, saya minta ditemani teman mencari mesin tik di pasar Poncol senen. Dapatlah mesin tik. Harganya kalau tidak salah sekitar 100 ribu.

Saya pun mulai ketak-ketik naskah. Tapi saya ragu, apakah maish ada yang menerima naskah  yang diketik kan meisn tik? Soalnya zaman itu sudah komputer lho. Saya pun iseng telpon ke redaksi Bobo. Eh, Alhamdulillsh majalh Bobo menerima naskah yang ditik pakai mesin tik saya pun semakin bersemangat.

Soja si Pembuka Jalan

Sampai suatu Ketika, di majalah Bobo ada pengumuman Sayembara Mengarang dongeng 2004. Saya pun iseng mengiriman 1 naskah berjudul Soja. Waku itu memang tidak ada harapan menang, hanya sekadar ikutan saja.

Dongeng Soja si Pembuka Jalan


Tidak lama, saya sakit tipus dan saya memutuskan pulang dulu ke Makassar. Naik kapla laut 2 hari 2 malam lho, sepanjang perjalanan saya tidur saja. Alhamdulih selama di rumah saya sudah sembuh, tapi dilarang dulu balik ke Jakarta. Walau saudara saya yang lainnya sudah ada di Jakarta menyusul saya waktu itu.

Siang itu, kakak saya nelpon. Katanya sepupu saya dari Bekasi datang antar Kumpulan dongeng Pustaka ola. Ada cerita saya dimuat dii sana. Saya antara kaget dan bingung. Perasaan saya tidak pernah mengitim naskah ke kumpulan dongeng Pustaka ola. 

Ternyat, edisi itu memuat dongeng-dongeng emenang lomba dongeng Bobo 2004. Jasi walau tidka enang, naskah asya masuk rekomendasi dan akahirnya dimuat barengan pemenang lainnya. Wah.. senangnya. Selain mendapat honorarium, Impian saya pu  tercapai. Tahu tidak, selama smeinggu, itu majalha saya taruh disamping bantal saat tidur. Rasanya tidak percaya impian saya jadi nyata.

Akhirya dari dongeng Soja inilah yang pembuka jalan saya masuk di Bobo. Dari Soja ini, saya pelajari ceirta seperi apa yang disuai majalah bobo. Akhirnya mulai 2005 cerpen dan dongeng yang saya tulis bermunculan di majalah Bobo. Sampai terakhir cerita saya dimuat di majalah Bobo tahun 2023. Salah satu yang termanis juga, tahun 2007, saya jadipemenang harapan lomba cerita misteri.

Sebagian Cerita yang dimuat di Majalah Bobo

Salah satu yang termanis juga, tahun 2007, saya jadipemenang harapan lomba cerita misteri.



Kalau saya diminta mengucapkan terima kasih, maka Majalah Bobo ada di urutan paling atas. Bagaiman majalah Bobo sangat berjasa dalam perjalanan menulis saya khususnya cerita anak. Lewat majalah Bobo, walau sedikit, ada yang mengenal saya yang memang penulis cerita anak yang sering dimuat di Bobo ya hahaha.

Selamat ulang tahun Majalah Bobo 52 tahun. Terus Berjaya dan menemani anak-anak Indonesia. Terima kasih, Bo...!

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

5 Responses to "Hore Majalah Bobo 52 Tahun"

  1. Perjalanan panjang menemani Bobo ya Mas, berawal di Asrama Tentara karena Kak Baby akhirnya menjadi penulis cerita di Bobo selama bertahun2 keren banget jd pemenang jg ya Mas. Bahkan sebelumnya beli mesin tik dulu 100k, ini saya alami juga pernah pake mesin tik krn Bapak dulu sekolah lg dan mengerjakan skripsi menggunakan mesin tik hahah. Btw saya juga dulu langganan Bobo seusia Kak Baby kelas 4 SD dan kalau ada teman yg minjem dipersilahkan tp ga kefikiran disewain 100 perak wkwk.

    ReplyDelete
  2. Tulisan ini bukti sebuah kalimat bahwa lingkungan punya andil besar dalam pertumbuhan, baik pemikiran ataupun laku.

    Majalah Bobo menjadi hal besar dimasa kecil dan tanpa sadar membentuk langkah masa kemudian.

    Aku juga termasuk penikmat majalah ini. Selamat ulang tahun Bobo.

    ReplyDelete
  3. Pernah ikut kelas menulisnya dulu
    Namun belum berjodoh dengan Bobo kala itu
    Makanya sekarang coba lagi cerpen anak tapi dikirim ke tempat lain
    Sekarang ada kabar kalau nyantol 20 besar, semoga memberikan nilai

    Btw, aku punya Bobo yang 50 tahun juga
    Stikernya masih tersimpan rapi

    ReplyDelete
  4. Ya Allah, ini majalah bobo masih ada paaak di rak buku di rumah saya. Beneran, ini tuh salah satu teman baca saya semasa kecil dulu. Bapak saya kalo pulang ke rumah sebulan sekali nggak bawa bacaan ini, aku pasti ngambek, hahaha. Bona rongrong itu memorable banget sih, aslinya.

    Ada 2 majalah yang jadi favoritku. Pertama Bobo, kedua majalah Orbit. Sayang sekarang orbit sudah stop produksi ya.
    Jadi selamat untuk 52 tahun majalah Bobo. Semangat berkreasi terus yaaaa

    ReplyDelete
  5. Masya Allah ternyata perjalanan menulisnya sudah dimulai sejak anak2 ya kak...kerennn memang klo sesuatu dikerjakan dr hati tu pasti yaa membuahkan hasiil,,,
    Btw ngomong2 masalah Bobo aku juga salah satu pembaca setianya waktu anak2 kak, bobo menemani hari2ku waktu SD..saat itu gak tau kenapa pokoknya sama ibuk dilangganin majalah bo2 gt dan sejak itu jadi suka membaca..waktu ultah ke 50 kmrn juga sempet beli itung2 buat mengenang masa kecil dl hehe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.